DAKWAH BANJAR

Sebuah Media Informasi. | مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ, فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ |"Barangsiapa menunjukkan suatu kebaikan, maka ia mendapatkan pahala seperti pahala orang yang melakukannya."
Tampilkan postingan dengan label Materi PAI. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Materi PAI. Tampilkan semua postingan

Selasa, 28 Februari 2012

AlQur'an



PEMBAHASAN
A.    Hukum Bacaan Nun Mati(نْ)  atau dan Mim Mati (مْ)
        Untuk membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar, kita harus paham hukumnya, ilmu yang membahas tentang hukum bacaan Al-Qur’an adalah ilmu tajwid. Berikut ini akan membahas ilmu tajwid tentang hukum bacaan nun mati/tanwin dan mim mati.
1.     Hukum bacaan nun mati
Dalam ilmu tajwid, mengenai hukum bacaan nun mati/tajwid dibedakan menjadi lima macam yaitu Izhar halqi, Idgham bigunnah, Idgham bilagunnah, dan Iqlab.
a.                    Izhar Halqi
Izhar berarti jelas, terang atau jelas. Adapun halqi berarti tenggorokan. Izhar halqi berarti apabila ada nun mati/tanwin bertemu dengan salah satu huruf Halqi. Huruf halqi ada enam yaitu ء, ح, خ, ع, غ, ه apabila ada huruf nun mati//tanwin bertemu dengan huruf  Izhar, cara membacanya adalah jelas.
b.                    Idgham Bigunnah
Idgam berarti memasukkan, sedangkan bigunnah berarti mendengung. Adapun yang dimaksud dengan Idgham bigunnah adalah apabila ada nun mati/tanwin bertemu dengan salah satu huruf  bigunnah yaitu
 ي, ن, م, و
apabila ada nun mati/tanwin bertemu salah satu huruf tersebut, cara membacanya adalah suara nun mati/dimasukkan ke dalam suara huruf tersebut disertai dengan berdengung. Artinya suara nun mati lebur menjadi suara huruf berikutnya  dengan diikuti suara dengung.
c.  Idgham Bilagunnah
Idgham berarti memasukkan, sedangkan bilagunnah berarti dengan tiada bedengung. Adapun yan g dimaksud dengan idgham bilagunnah adalah apabila nun mati bertemu denga salah satu huruf  bilagunnah yaitu "ر" dan "ل" cara membacanya ialah suara nun mati lebur menjadi suara huruf  berikutnya tanpa didikuti suara dengung.
d.  Iqlab
Iqlab berarti menukar atau mengganti adapun yang dimaksud bacaan iqlab adalah apabila ada nun mati bertemu dengan huruf "ب"  cara membacanya adalah suara nun mati diganti dengan suara mimmati dengan menenerapkan bibir dan berdengung.
e.  Ikhfa
 Ikhfa berarti menyamarkan. Adapun yang dinamakan dengan bacaan ikhfa adalah apabila nun mati bertemu dengan salah satu dari lima dari lima belas huruf yaitu
  ت, ث, ج, د, ذ, ز, س, ش, ص, ض, ط, ظ, ف, ق, ك
Cara membacanya adalah suara nun mati dibaca samara-samar (antara izhar dan idgham) dengan bunyi sengau di hidung. Kemudian bersambung dengan huruf berikutnya sehingga suaranya seperti suara “ng”. apabila nun mati bertemu dengan huruf dan suara “ng” lebih kuat.
        2.         Hukum Bacaan Mim Mati (مْ)
Dalam bacaan mim mati dibedakan menadi tiga macam yaitu Izhar Syafawi, Idgham mimi, dan Idgham syafawi.
1.                          Izhar Syafawi
Izhar berarti jelas, sedanglan syafawi berarti bibir. Adapun yang dimaksud dengan Izhar syafawi ialah apabila ada mim mati bertemu denga salah satu huruf berikut:
ا, ت, ث, ج, ح, خ, د, ذ, ر, ز, س, ش, ص, ض, ط, ظ, ع, غ, ف, ق. ك, ل, ن, و, ه, ى
Cara membacanya adalah suara mim mati disuarakan dengan jelas dan terang di bibir  serta bibir tertutup, tidak memndengung, dan tidak samar-samar.
2.                          Ikhfa Syafawi
Ikhfa berarti menyamarkar, sedangkan syafawi berarti bibir. Adapun yang dimaksud dengan Izhar syafawi adalah apabila ada mim mati bertemu dengan huruf  ba’(ب). Cara membacanya suara mim mati disuarakan dengan samara-samar dibibir disertai suara mendengung.
3.                          Idgam Mimi
Apa bila ada mim mati (مْ) bertemu dengan mim (م) maka hokum bacaannya disebut idgham mimi, sering juga disebut idgham Mutamasilain atau idgham mislain, cara membacanya adalah wajib berdengung, seperti menyuarakan mim rangkap atau  ditasydidkan.

B.     Qalqalah, Lam, dan Ra
        1.         Qalqalah (القلقله)
Qalqalah artinya guncangan atau pantulan suara denngan tiba-tiba sehingga terdengar suara membalik atau terdengar getaran yang sama. Huruf-huruf qalqalah adalah:  ق,ط, ب, ج, د
        Qalqalah terbagi dua, yaitu:
a.                    Qalqalah Sugra (ققلة صغري)
Sugra artinya lebih kecil. Hukkum bacaan disebut qalqalah sugra artinya apabila salah satu huruf qalqalah itu berharakat sukun asli dalam kata-kata bahasa Arab. Membacanya harus berguncang dan berbunyi membalik.
Contohnya:
يَدْ خُلُوْنَ
b.                    Qalqalah Kubra
Kubra artinya lebih besar. Hokum bacaan disebut qalaqalh kubra adalah bila salah satu huruf berharakat sukun karena wakaf  (berhenti). Membacanya harus lebih berkumandang dan lebih jelas.
Contohnya:
بِرَبِّ الْفَلَقْ  بشرَبِّ الْفَلَقِ
        2.         Tipis-Tebal pada Huruf Lam ( ل)dan Ba’  (ر)
                    Huruf  ر- ل(lam dan ra) ada yang cibaca tebal atau tafkhim  (تفخيم)dam ada pula yang dibaca tipis/tarqiq(ترقيق) . Sedangkan  ر(ra) ada yang oleh keduanya, tippis maupun tebal.
a.                    Lam dibaca tebal (لامُ  المفخّمة)
Lam (ل) yang terdapat pada lafaz jalalah (اللّه) harus dibaca tebal atau tafkhim (dengan cara mengangkat semua lidah dan menekannya di langit-langit atas sambil menekan suara yang cukup kuat), dibaca htafkhim bila perkataan Allah itu didahului huruf yang berharakat fatha  atau berharakat dhammah.
رَسُولُ اللّهِ
b.                    Lam bacaan tipis
Lam dalam lafaz  (ل) harus dibaca tipis jiak didahului huruf yang berharakat kasrah.بِسْمِ اللّهِ
c.                    Ra ‘ dibaca tebal
Ra’ dibaca tebal atau tafkhim yaitu apabila;
1)                   Ra berharakat fathah atau fathah tain dan yang berharakat dhammah  atau dhammah tain
2)                   Ra’ sukun yang sebelumnya terdapat huruf yang berharakat fathah atau huruf yang berharakat dhammah.
3)                   Ra’ sukun, sedang huruf sebelumnya berharakat kasrah yang tidak asli dari asal perkataan bahasa Arab.
4)                   Ra’ sukun dan huruf sebekumnya berharakat kasrah asli, tetapi sesudah ra’ berupa huruf isti’la, yaitu
d.                    Ra dibaca tipis
Ra yang dibaca tipis yaitu
1)                                     Ra’ yang berharakat kasrah dimanapun letaknya pada suatu perkataan, di awal, di tengah maupun di akhir perkataan, pada kata kerja maupun pada kata benda.
2)                                     Ra’ yangsebelumnya terdapat ra’ sukun.
3)                                     Ra’ sukun yang huruf sebelumnya berharakat kasrah yang si dan sesudanya tidak berupa isti’la..
e.                    Ra’ dibaca tipis atau tebal
Huruf ra’ boleh dibaca tebal atau tipis bila ra’ tersebut berharakat sukun sedang huruf sebelumnya berharakat kasrah dan huruf sesudahnya berupa huruf isti’la.
C.    Hukum Bacaan Mad danWakaf
        1.         Bacaan Mad
Mad menurut bahasa  adalah memanjangkan bacaan. Menurut istilah mad artinya memanjangkan bunyi bacaan satu huruf dengan panjang satu alif (dua harakat), dua alif (empat harakat) dan tiga alif (enam harakat).
Pada dasarnya bacaan mad terbagi menjadi dua yaitu mad asli dan mad far’i.
Mad Asli ialah mad Tabi’i, Selain Mad Tabi’i, mad-mad yang lain adalah mad Far’i.
Macam-macam mad:
a.     Mad Tabi’i
Mad tabi’i adalah memanjangkan bacaan huruf hijaiyah satu alif. Tanda panjang yang dugunakan adalah huruf alif, ya dan wau. Cara membacanya  bunyi huruf tersebut dipanjangkan hingga satu alif atau dua harakat.
                    b.         Mad Wajib Muttasil
Hukum bacaan mad wajib muttasil adalah apabila ada mad tabi’I betemu dengan huruf hamzah dalam satu perkataan. Cara membacanya pada huruf tesebut dipanjangkan hingga dua setengah alif ( lima harakat).
                    c.         Mad Jaiz Munfasil
Hukum bacaan mad jaiz munfasil adalah apabila mad tabi’i bertemu dengan alif atau hamzah di lain perkataan. Cara membacanya adalah pada huruf tersebut dipanjangkan hingga dua setengah alif (lima harakat) tetapi boleh dipanjangkan satu alif saja (dua harakat).
d.     Mad Lazim Mukhaffaf Kalimi
Hukum bacaan mad lazim Mukhaffaf kalimi adalah apabila mad tabi’i bertemu dengan huruf yang berharakat sukun, tetapi tidak diakhir perkataan. Cara membacanya ialah pada huruf tersebut dipanjangkan hingga tiga alif (enam harakat)
e.     Mad Lazim Mutsaqqal kalimi
Hukum bacaan mad lazim mutsaqqal kalimi apabilaadamad tabi’i bertemu dengan huruf yang bertasydid dalam satu perkataan. Cara membacanya ialah pada huruf tersebbut dipanjangkan hingga tiga alif dengan memperhatikan huruf bertasydid setelah mad.
f.      Mad Layin
Hukum bacaan mad layin adalah apabila ada huruf mad yang ya sukun atau wau sukun sebelumnya ada harakat fathah. Cara membacanya ialah pada huruf tersebut dilemaskan atau dilunakkan dan tidak boleh dipanjangkan.
g.     Mad Aridh Lissukun
Hukum bacaan mad ini adalah apabila ada mad tabi’i diakhir kalimat. Cara membacanya pada huruf tersebut dapat dipanjangkan hingga tiga alif, dua alif atau datu alif.
h.     Mad Tsilah Qashirah
Hukum bacaan mad ini apabila ada huruf  yang berupakata ganti orang atau benda ketiga berada sesudah huruf yang berharakat fathah, kasrah, atau dhammah dan bukan huruf berharakat sukun. Cara membacanya pada huruf tersebut dipanjangkan hingga satu alif.
i.      Mad Tsilah Thawilah
Hukum bacaan ini apabila mad tsilah qashirah bertemu dengan huruf hamzah atau alif. Cara membacanya pada huruf tersebut dipanjangkan antara satu hingga dua setengah alif.
j.      Mad Iwad
Hukum bacaan mad ini apabila ada fathah tanwin pada huruf diakhir kata yang diwakafkan sehingga tanwin tidak berbunyi tanwin, tetapi bacaan panjang satu alif. Cara membacanya pada huruf tersebut dibaca fathah dan dipanjangkan hingga satu alif seperti mad tabi’i.
k.     Mad Badal
Hukum bacaan mad ini apabila ada hamzah bertemu deganmad yang berasal dari hamzah sukun, kemudian hamzah ini di ubah dan diganti alif, wau, atau ya. Cara membacanya pada huruf tersebut dipanjangkan satu alif seperti mad tabi’i.
        2.         Wakaf
        Wakaf menurut bahasa artinya berhenti. Adapun menurut istikah berarti menghentikan bacaan ketika membaca ayat-ayat Al-Qur’an. Untuk menentukan berhenti atau tidaknya dalam membaca Al-Qur’an, kita perlu mengetahui tanda wakaf yang ada didepannya, baik yang ada ditengah, diakhir maupun diawal ayat. Masing-masing wakaf memiliki arti tersendiri sesuai dengan symbol yang digunakan. Adapun tujuan kita mempelajari dan menerapkan tanda wakaf adalah agar kita tidk keliru dalam memahami isi kandungan ayat yang sedang dibaca.
Ringkasan 6 Hukum Bacaan Wakaf (gambarajah foto). 
a.         Wakaf                      Tam/Lazim. 
Simbol : mim kecil berbaring atau bentuk ’berudu’, huruf ta kecil, atau bentuk                bulatan    berhias. 
Hukum                    :   Wajib Berhentikan bacaan. 
b.         Wakaf Jaiz.
Simbol : Huruf jim kecil.
Hukum : Harus Menghentikan bacaan. 

c.         Wakaf Kahfi (Aula)
Simbol : kaf lam ya, kaf, hamzah wasal kaf.
Hukum : Berhenti memadai/lebih utama. Lebih utama jika menghentikan bacaan (wakaf) daripada diteruskan (wasol).

d.         Wakaf Hassan 
Simbol : sod lam ya’, ha’, sod
Hukum : lebih utama/baik meneruskan bacaan (wasol) daripada diberhentikan bacaan (wakaf).

e.         Wakaf Qabih
Simbol : lam alif kecil
Hukum : Berhenti tidak elok. Dilarang memberhentikan bacaan di kalimah itu.

f.          Wakaf Ta’anuq/Muraqabah
Simbol : tanda 3 titik bertindih di dua tempat berdekatan.
Hukum : Harus berhentikan bacaan pada salah satu tempat.

D.    Surah Al-Insyirah
        1.         Membaca dan Mengartikan Surah Al-Insyirah
        Surah al-Insyirah terdiri dari 8 ayat  temasu surah-surah makkiyah dan diturunkan sesudah surah adh-Dhuha. Nama alam nasyrah (al-Insyirah) diambil dari kata Alam Nasrah yang terdapat pada ayat pertama, yang berarti: bukankah kami melapangkan.
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
أَلَمْ نَشْرَحْ لَكَ صَدْرَكَ - وَوَضَعْنَا عَنكَ وِزْرَكَ - الَّذِي أَنْقَضَ ظَهْرَكَ - وَرَفَعْنَا لَكَ ذِكْرَكَ - فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا - إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا - فَإِذَا فَرَغْتَ فَانصَبْ - وَإِلَى رَبِّكَ فَارْغَبْ

Artinya:
“ Bukankah kami telah melapangkan untukmu dadamu ?, Dan kami telah menghilangkan daripadamu bebanmu, Yang memberatkan punggungmu?, Dan kami tinggikan bagimu sebutan (nama) mu, Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan, Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusam), kerjakanlah dengan sungguh (urusan yang lain, Dan Tanya kepada Tuhanmu lah hendaknya kamu berharap “.
2.                          Mengamalkan Isi Kandungan Al-Qur’an
                    Surah Al-Insyirah berisi tentang penegasa Allah aka nikmat-nikmat yang banyak yang telah diberikannya kepada Nabi Muhammad SAW dan umatnya. Dan pernyataan Allah bahwa disamping kesukaran ada kemudahan. Oleh karena itu kita sebagai umat Nabi Muhammad SAW diperintahkan untuk beribadah dan selalu bersyukur, berserah diri, menghambakan diri kepada Allah SWT.
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan

Untuk membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar, kita harus paham hukumnya, ilmu yang membahas tentang hukum bacaan Al-Qur’an adalah ilmu tajwid.
1.     Hukum bacaan nun mati
        Hukum bacaan nun mati terbagi kepada lima hokum, yaitu:
a.                                            Izhar Halqi
b.                                            Idgham Bigunnah
c.                                            Idgham Bila gunnah
d.                                            Iqlab
e.                                            Ikhfa
2.                          Hukum bacaan mim mati
Hukum bacaan mim mati terbagi kepada tiga hukum, yaitu:
a.                                                              Izhar Syafawi
b.                                            Ikhfa Syafawi
c.                                            Idgham Mimi
        Qalqalah (القلقله)
        Qalqalah artinya guncangan atau pantulan suara denngan tiba-tiba sehingga terdengar suara membalik atau terdengar getaran yang sama. Huruf-huruf qalqalah adalah: ق,ط, ب, ج, د
Qalqalah terbagi dua, yaitu:
3.                          Qalqalah Sugra (ققلة صغري)
Sugra artinya lebih kecil. Hukkum bacaan disebut qalqalah sugra artinya apabila salah satu huruf qalqalah itu berharakat sukun asli dalam kata-kata bahasa Arab. Membacanya harus berguncang dan berbunyi membalik.
Contohnya:
يَدْ خُلُوْنَ
4.                          Qalqalah Kubra
Kubra artinya lebih besar. Hokum bacaan disebut qalaqalh kubra adalah bila salah satu huruf berharakat sukun karena wakaf  (berhenti). Membacanya harus lebih berkumandang dan lebih jelas.
                    Bacaan Mad
Mad menurut bahasa  adalah memanjangkan bacaan. Menurut istilah mad artinya memanjangkan bunyi bacaan satu huruf dengan panjang satu alif (dua harakat), dua alif (empat harakat) dan tiga alif (enam harakat).
Pada dasarnya bacaan mad terbagi menjadi dua yaitu mad asli dan mad far’i.
Mad Asli ialah mad Tabi’I, Selain Mad Tabi’i, mad-mad yang lain adalah mad Far’i.
Macam-macam mad
                    a.         Mad Tabi’i.
                    b.         Mad Wajib Muttasil
                    c.         Mad Jaiz Munfasil
d.     Mad Lazim Mukhaffaf Kalimi                                                                                  Jenis-jenis Wakaf :
e.     Mad Lazim Mutsaqqal kalimi                                                                                   1.             Wakaf Tam/lazim
f.      Mad Layin                                                                                                                   2.          Wakaf Jaiz
g.     Mad Aridh Lissukun                                                                                                   3           Wakaf Kahfi (Aula)
h.     Mad Tsilah Qashirah                                                                                                   4.          wakaf Hassan
i.      Mad Tsilah Thawilah                                                                                                5.             wakaf Qabih
j.      Mad Iwad                                                                                                                    6.          Wakaf ta’anuq / muraqabah
k.     Mad Badal

DAKWAH BANJAR | هذا من فضل ربي