DAKWAH BANJAR

Sebuah Media Informasi. | مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ, فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ |"Barangsiapa menunjukkan suatu kebaikan, maka ia mendapatkan pahala seperti pahala orang yang melakukannya."

Kamis, 28 September 2023

Kepemimpinan KH. Ermas Nadzir Pendiri Pesantren Miftahul Khairiyah Cempaka

  •  Sejarah Singkat Berdirinya Pesantren Miftahul Khairiyah Cempaka Kota Banjarbaru

Pesantren Miftahul Khairiyah dulunya bernama Pesantren Madrasah Islam Miftahul Khairiyah didirikan pada tanggal 1 Agustus 1932 Oleh K.H. Abdul Majid bin Tarif  bersama ulama-ulama, tokoh masyarakat dan segenap lapisan masyarakat cempaka. Pembangunan pesantren ini merupakan usaha untuk generasi berikutnya. Pesantren pada awalnya dibuka dengan tingkat dasar yaitu Awwaliyah/Ibtidaiyah. Selain pagi hari pesantren ini juga dibuka pada malam hari oleh karena itu pesantren ini disebut juga Sekolah Arab atau Sekolah Darussalam

Pada tanggal 7 september 1942 pesantren ini ditutup karena seluruh masyarakat cempaka tanpa terkecuali guru-guru dan santri-santrinya dituntut wajib kerja paksa “mendulang” untuk mencari emas dan intan untuk kepentingan penjajah Jepang dalam kurun waktu 5 tahun. Pada tahun 1948 pesantren didirikan kembali oleh K.H. Ermas Nadzir dan pada tahun 1949 beliau dipercaya untuk membina dan mengasuh pesantren ini bersama pengurus madrasah yang diketuai oleh H. Abdul Salim. Pada tahun 1955 kepengurusan pesantren mengalami krisis hingga berjalan selama lima tahun, hal ini menuntut adanya tindak lanjut untuk pergantian kepengurusan yang lama ke baru. Akhirnya pada tahun 1959 krisis tersebut bisa diatasi dengan adanya kepengurusan baru yang diketuai oleh H. Anang Kastan yang ditandai dengan pemugaran madrasah dengan merehab gedung yang tidak permanen menjadi semi permanen.

Pada tahun 1974 diresmikan tingkat menengah yaitu Madrasah Tsanawiyah Miftahul Khairiyah . Hingga berjalan12 tahun. Kemudian meresmikan lagi untuk tingkatan tinggi yaitu tingkatan Madrasah Aliyah yang diresmikan pada tahun 1982.

Alimul Alamah KH.Muhammad Zaini (Guru Sekumpul) dan KH. Ermas Nadzir

Pada tanggal 14 juli 1993 nama Pesatren Madrasah Islam Miftahul Khairiyah resmi menjadi Pesantren Miftahul Khairiyah.






  • Status Keberadaan Pesantren Miftahul Khairiyah Cempaka Kota Banjarbaru

Keberadaan Pesantren Miftahul Khairiyah Cempaka Kota Banjarbaru berada di bawah naungan yayasan Pesantren Miftahul Khairiyah . Yayasan tersebut diketuai oleh Seyyid Usman sebagai pengurus Yayasan. Dan diketahui pula untuk saat ini Pesantren Miftahul Khairiyah terbebas dari organisasi manapun sejak berdirinya hingga sekarang.

KH.Syamsuri, KH.Ermas Nadzir dan Alimul Alamah KH.Muhammad Zaini (Guru Sekumpul)

Profil kepemimpinan K.H.Ernas Nadzir

a.       Riwayat hidup K.H. Ermas Nadzir

1)   Kelahiran

Berdasarkan wawancara dan dokumentasi tentang kelahiran K.H. Ermas Nadzir bin Nadzir dilahirkan pada tahun 1922 M/1340 H di rumah ayah beliau yang berada di Mandiangin Karang Intan.

2)   Pendidikan

K.H. Ermas Nadzir menimba ilmu di Pondok Pesantren Darussalam Martapura pada masa kepemimpinan K.H. Kasyful Anwar hingga beliau menyelesaikan sekolah disana, kemudian beliau ingin memperdalam ilmu beliau dengan menuntut ilmu langsung kepada K.H. M. Anang Sya’rani di rumah beliau di kampung melayu yaitu belajar Ilmu Hadis. Dan beliau juga termasuk murid kesayangan K.H. Husien Wali. Beliau juga pernah belajar ilmu hadis selama kurang lebih setahun kepada seorang Syech dari mesir yang pernah membuka pengajian di Mesjid Al Karomah.

Diantara guru-guru yang  memberi ilmu kepada beliau yaitu :

a)   K.H. Kasyful Anwar

b)   K.H. M. Anang Sya’rani Arif

c)   K.H. Husien Wali

d)  K.H. Zainal Ilmi.

3)   Keluarga K.H. Ermas Nadzir

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan penulis bahwa K.H. Ermas Nadzir di dalam keluarga, beliau sangat di segani, karena kepribadian beliau sangat kasih sayang terhadap seluruh keluarganya. Mendidik anak dengan lemah lembut serta diberikan ajaran agama Islam sejak kecil. Beliau mempunyai seorang isteri bernama Hj. Mardiah dan mempunyai 4 orang anak yang bernama Jamriah, K.H. Husaini Ermas, K.H. Fakihhani Ermas, Sa’adah.

4)   Wafatnya K.H. Ermas Nazdir

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis, K.H. Ermas Nadzir menghembuskan nafas terahir di rumah beliau sendiri di usia 77 tahun, pada malam selasa tanggal 7 April 1997 Masehi. Bertepatan dengan tanggal 23 Dzulqoidah 1417 Hijriyah.

 

 

  • Kiprah K.H. Ermas Nadzir di Pesantren Miftahul Khairiyah

Sejak pesantren Miftahul berdiri kembali pada tahun 1948 dan K.H. Ermas Nadzir dipercayakan untuk mengasuh dan membina pesantren selama kurang lebih 49 tahun hingga beliau wafat pada tahun 1997, diusianya yang muda beliau sangat aktif mengabdikan diri dan mencurahkan jiwa-raga, keahlian dan kemampuan beliau untuk memajukan pesantren Miftahul Khairiyah  . Beliau merupakan sosok yang gigih dalam berdakwah, Khusus  nya dalam menyampaikan masalah keilmuan. Di bawah kepemimpinan beliau pesantren banyak mengalami kemajuan yang pesat diantaranya rencana pelajararan tersusun dengan sistematis, pengaturan kelas dan pelajaran-pelajaran umum juga dimasukkan dalam kurikulum madrasah, beliau juga mengatur untuk guru masing-masing mata pelajaran dipegang oleh orang-orang yang ahli.

Sebagai pemimpin Keseharian beliau diisi dengan pengajian rutin setiap hari, mengajar di pesantren Miftahul Khairiyah  . Setelah selesai mengajar di pesantren beliau melanjutkan muthalaah kitab di rumah beliau sendiri. Tiada hari bagi beliau tanpa memberikan pelajaran kepada murid-muridnya. Beliaupun bercita-cita wafat dalam keadaan memberikan pelajaran, beliau rela dan gembira seandainya Allah SWT mencabut ruhnya saat sedang mengajarkan ilmu.

Kemajuan pesantren pada masa kepemimpinan beliau semakin berkembang, ditandai dengan dbukanya tingkat Tsanawiyah pada tahun 1974, diiringi pembangunan gedung baru untuk tingkat Tsanawiyah, dan ini bukan keputusan sepihak beliau, akan tetapi hasil dari permuswaratan dengan tokoh-tokoh masyarakat cempaka hingga menimbulkan kesepakatan. Kemudian pada tahun 1982 akhirnya diresmikan untuk tingkat Aliyah.

Perjuangan beliau memang sangat luar biasa dalam dunia pendidikan, bahkan ketika beliau sakit beliau tetap memberikan pelajaran dan pengajian kepada murid-muridnya. Walaupun pada saat itu kondisi beliau yang menderita lumpuh selama + 2 tahun sampai wafatnya beliau, tidak pernah ada kata berhenti untuk mengajar, beliau tetap aktif memberikan pengajian dan pelajaran di rumah, madrsah dan mesjid. Sehari sebelum wafatpun pada malam senin dan hari senin beliau masih memberikan pengajian kepada muridnya dan masyarakat padahal kondisi beliau masih dalam keadaan sakit.

 

  • Kiprah K.H. Ermas Nadzir di Masyarakat

Sejak K.H. Ermas Nadzir menetap di cempaka, beliau pertama kali membuka pengajian di rumah sendiri dengan mengajar kitab-kitab melayu agar masyarakat mudah memahaminya dan menyesuaikan dengan keadaan masyarakat pada saat itu. Setelah itu baru mengajarkan kitab-kitab berbahasa arab.

Selain itu Beliau juga aktif memberikan pengajian di Mesjid dan langgar di cempaka pada malam minggu kitab Tafsir di Mesjid Darul Falah dan malam senin kitab Tasawuf Sirajut Thalibin di langgar.  Setiap pagi beliau memberikan pengajian kepada masyarakat umum dan juga kepada murid-murid beliau. Pengajian dimulai pada jam 06.30 sampai jam 7.15 kemudian  berangkat ke Madrasah. Hari senin beliau mengajarkan ilmu Tauhid, hari selasa kitab Iqozul Himam tentang ilmu tasawuf, hari rabu beliau mengajarkan Kitab Kasyful Ghummah, hari kamis beliau mengajarkan kitab Al Mizanul Kubra. hari sabtu beliau mengajarkan ilmu hadis yaitu kitab Shohih Muslim dan Shohih Bukhari. Dan pada hari minggu beliau mengajarkan kitab Ihya Ulumuddin. Sedangkan pada hari jum’at beliau memberikan pengajian kitab Subulussalam pada jam 14.00 hingga waktu ashar, dan jemaah yang mengikuti pengajian tersebut banyak dari luar daerah cempaka. Pengajian juga pernah diadakan pada hari jum’at pagi di langgar, tapi itu tidak berlangsung lama, dan ilmu yang beliau ajarkan yaitu Kitab Sullamut Taufiq mengenai ilmu tasawuf umum.

K.H. Ermas Nadzir merupakan sosok yang selalu membantu permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat, Khususnya di bidang agama Islam. Ketika ada masalah yang ditanyakan oleh masyarakat kepada beliau, beliau berusaha dan mampu menjelaskan dan menyelesaikannya hingga masyarakat dapat memahami apa yang dijelaskan beliau.

Dalam satu riwayat salah seorang diantara mereka semua ada seorang yang pernah menuntut ilmu langsung kepada K.H. Ermas Nadzir yaitu Al Alimul Allamah K.H.M.Zaini bin Abdul Ghani Al Banjary (Guru Sekumpul) sewaktu masih muda untuk mempelajari sebuah kitab.

Beliau termasuk orang yang sangat menghormati orang yang lebih tua dan mencintai serta kasih sayang terhadap yang lebih muda. Beliau tidak pernah berhenti dalam memberikan pengajaran, ini terbukti ketika beliau sedang sakit dalam menderita lumpuh kurang lebih selama dua setengah tahun hingga wafatnya beliau, beliau terus memberikan pelajaran kepada murid-muridnya, bahkan ketika dalam keadaan berbaring ketika sakit, beliau tetap memberikan pelajaran kepada murid-muridnya.

K.H. Ermas Nadzir tergolong orang yang lemah lembut, kasih sayang, dan menghormati perbedaan. Apabila ada yang bertanya kepadanya, terlebih dahulu beliau memperhatikan tipe dan tingkat keilmuan serta daya tangkap orang yang bertanya tersebut, karena dalam memberikan jawaban harus sesuai dengan pemikiran, bagi beliau daya tangkap pemikiran masing-masing orang itu berbeda, sehingga dalam memberikan jawabannya harus mampu diterima akalnya. Contohnya dalam masalah hukum, beliau terlebih dulu menjelaskan sebab terjadinya masalah dan kemudian baru memutuskan hukumnya dan itu melihat kondisi si penanya, apakah ia mampu menerima hukum yang keras, menengah atau lemah. Terkecuali dalam masalah aqidah.

Dalam memimpin beliau melihat kondisi lingkungannya dan lebih mengutamakan bermusyawarah untuk mufakat (demokratis), ini terbukti ketika gedung baru Madrasah Tsanawiyah telah di bangun, sebelum memutuskan kurikulum untuk madrasah beliau mengajak berunding tokoh-tokoh masyarakat untuk menentukan langkah pendidikan pesantren di masa depan, apakah disamakan dengan sistem pendidikan seperti di Pesantren Darussalam yang mempelajari ilmu Agama saja atau menyesuaikan dengan Departemen Agama dengan memasukkan mata pelajaran umum. Akhirnya berdasarkan musyawarah mufakat dengan tokoh masyarakat diputuskan bahwa kurikulum di Pesantren Miftahul Khairiyah memuat kurikulum dua arah yaitu kurikulum pesantren dan kurikulum Departemen Agama yang memuat mata pelajaran umum hingga berjalan sampai sekarang.

Dalam bidang keilmuan beliau juga mudah menerima dan menghargai pendapat orang lain, dalam masalah ilmu agama misalnya, apabila ada yang berbeda pendapat, maka beliau menghormati pendapat tersebut atas berdasarkan pertimbangan, yaitu dengan meneliti kembali pendapat itu, apabila tidak mempunyai dasar atau dalil maka beliau menyanggahnya berdasarkan dalil yang benar.

K.H. Ermas Nadzir juga bersifat tegas ketika berbicara tentang hukum agama masalah halal dan haram,  beliau menyatakan dengan tegas, keras dan mutlak kalau hal itu sudah mempunyai dalil yang jelas dari alquran, hadist atau berdasarkan ijma ulama.

Beliau juga dapat dikatakan termasuk pemimpin yang berwibawa ini terlihat ketika beliau sedang memberikan pelajaran kepada murid-muridnya, mereka semua memperhatikan dengan seksama apa yang beliau sampaikan, dan penghormatan terhadap beliaupun tidak hanya di lingkungan pesantren atau ketika sedang memberikan pelajaran saja, ketika di luar pesantrenpun beliau sangat dihormati oleh murid-muridnya. Kebiasaan beliau apabila telah tamat belajar suatu kitab, beliau mengadakan selamatan dengan jama’ah pengajian agar mendapat barakah ketika menuntut ilmu dan itu sekaligus lebih mendekatkan beliau dengan murid-murid serta masyarakat yang mengikuti pengajian beliau. Semua guru di pesantren sangat menghormati beliau ini karena beliau yang bersifat kasih sayang dan tidak sungkan untuk berdiskusi dan memberikan persetujuan demi kemajuan pesantren.

Beliau pernah beramanah kepada seluruh guru, murid serta seluruh masyarakat agar pesantren Miftahul Khairiyah tidak boleh menjadi negri, dan pemimpin pesantren harus berasal dari cempaka. Ini semata-mata untuk kepentingan pesantren.

  • Faktor yang mempengaruhi Kepemimpinan K.H. Ermas Nadzir dalam mengembangkan Pesantren Miftahul Khairiyah Cempaka Kota Banjarbaru

a.       Faktor keluarga

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, diketahui bahwa keluarga K.H. Ermas Nadzir adalah keluarga yang sakinah, keluarga yang mampu memenuhi hajat hidup spiritual dan material secara layak dan seimbang yang dipenuhi dengan kasih sayang antar anggota keluarga dan senantiasa memberikan nasehat serta pendidikan dasar agama terhadap isteri dan anak-anaknya. Dan seluruh keluarganya sangat menghormati beliau sehingga hal itu menunjang kepemimpinan K.H. Ermas Nadzir baik sebagai kepala keluarga maupun sebagai pemimpin di Pesantren Miftahul Khairiyah Cempaka.

b.      Faktor Lingkungan

K.H. Ermas Nadzir sangat disegani (kharismatik) oleh semua lapisan masyarakat ini karena beliau memiliki kepribadian yang baik, kasih sayang, ramah, suka menolong, wara, tawadhu dan bersahaja. Sifat beliau in diantaranya terlihat ketika beliau yang sering diminta bantuan oleh masyarakat dalam memecahkan sebuah masalah dan hampir semuanya dapat beliau selesaikan. Dilingkungan sekitar beliau tinggal pada umumnya dan lingkungan pesantren pada Khususnya sangat mendukung kepemimpinan K.H. Ermas Nadzir. Hal ini terlihat dari upaya beliau ketika mendirikan kembali pesantren yang telah lama ditutup oleh penjajah Jepang. Kemudian beliau bersama guru dan tokoh masyarakat berusaha meningkatkan mutu agar pesantren tidak hanya menuntul ilmu agama saja tapi juga memasukkan ilmu umum ini bertujuan agar santri di masa depan nantinya mempunyai bekal disamping ilmu agama yang kuat juga tidak tertinggal dengan kemajuan zaman. Ini membuktikan bahwa pemikiran beliau bahwa nantinya kemajuan teknologi akan sangat berpengaruh kepada kemajuan santri.


c.       Faktor Pendidikan

Sejak kecil beliau sudah menimba ilmu agama di Pondok Pesantren Darussalam Martapura hingga beliau menyelesaikan sekolahnya. Dan tidak habis sampai disitu, karena beliau merasa ilmu yang beliau dapatkan masih sedikit maka beliau meneruskan untuk memperdalam ilmu agama langsung  kepada K.H. Zainal Ilmi, Al Alimul Al Alamah K.H. M. Sya’rani Arif pimpinan ke V Pondok Pesantren Darussalam Martapura dan juga beliau termasuk murid kesayangan K.H. Husien wali karena kerajinan dan keuletan beliau dalam menuntut ilmu.

K.H. Ermas Nadzir merupakan seorang pemimpin yang ideal yang benar-benar menyerahkan segenap jiwa-raga tanpa mengenal pamrih mengabdi untuk memajukan pesantren dan memberikan keilmuannya bahkan beliau mempunyai cita-cita ketika meninggal dalam keadaan mengajar atau memberikan pengajian. Dan itu hampir terbukti karena sehari sebelum beliau meninggal, beliau masih melaksanakan pengajian rutin walaupun dalam keadaan sakit.


* Tulisan diambil dari Skripsi Muhammad Rajudin Nor yang berjudul "PROFIL KEPEMIMPINAN KH.ERMAS NADZIR PENDIRI PESANTREN MIFTAHUL KHAIRIYAH CEMPAKA" 











Tidak ada komentar:

Posting Komentar

DAKWAH BANJAR | هذا من فضل ربي