- Sejarah Singkat Berdirinya Pesantren Miftahul Khairiyah Cempaka Kota Banjarbaru
Pesantren Miftahul Khairiyah dulunya bernama Pesantren Madrasah Islam Miftahul Khairiyah didirikan pada tanggal 1 Agustus 1932 Oleh K.H. Abdul Majid bin Tarif bersama ulama-ulama, tokoh masyarakat dan segenap lapisan masyarakat cempaka. Pembangunan pesantren ini merupakan usaha untuk generasi berikutnya. Pesantren pada awalnya dibuka dengan tingkat dasar yaitu Awwaliyah/Ibtidaiyah. Selain pagi hari pesantren ini juga dibuka pada malam hari oleh karena itu pesantren ini disebut juga Sekolah Arab atau Sekolah Darussalam.
Pada tanggal 7 september 1942 pesantren ini ditutup karena seluruh masyarakat
cempaka tanpa terkecuali guru-guru dan santri-santrinya dituntut wajib kerja
paksa “mendulang” untuk mencari emas dan intan untuk kepentingan penjajah
Jepang dalam kurun waktu 5 tahun. Pada tahun 1948 pesantren didirikan kembali
oleh K.H. Ermas Nadzir dan pada tahun 1949 beliau dipercaya untuk membina dan
mengasuh pesantren ini bersama pengurus madrasah yang diketuai oleh H. Abdul
Salim. Pada tahun 1955 kepengurusan pesantren mengalami krisis hingga berjalan
selama lima tahun, hal ini menuntut adanya tindak lanjut untuk pergantian
kepengurusan yang lama ke baru. Akhirnya pada tahun 1959 krisis tersebut bisa
diatasi dengan adanya kepengurusan baru yang diketuai oleh H. Anang Kastan yang
ditandai dengan pemugaran madrasah dengan merehab gedung yang tidak permanen
menjadi semi permanen.
Pada tahun 1974 diresmikan tingkat menengah
yaitu Madrasah Tsanawiyah Miftahul Khairiyah . Hingga berjalan12 tahun.
Kemudian meresmikan lagi untuk tingkatan tinggi yaitu tingkatan Madrasah Aliyah
yang diresmikan pada tahun 1982.
Alimul Alamah KH.Muhammad Zaini (Guru Sekumpul) dan KH. Ermas Nadzir |
Pada tanggal 14 juli 1993 nama Pesatren Madrasah Islam Miftahul Khairiyah resmi menjadi Pesantren Miftahul Khairiyah.
- Status Keberadaan Pesantren Miftahul Khairiyah Cempaka Kota Banjarbaru
Keberadaan Pesantren Miftahul Khairiyah
Cempaka Kota Banjarbaru berada di bawah naungan yayasan Pesantren Miftahul
Khairiyah . Yayasan tersebut diketuai oleh Seyyid Usman sebagai pengurus
Yayasan. Dan diketahui pula untuk saat ini Pesantren Miftahul Khairiyah
terbebas dari organisasi manapun sejak berdirinya hingga sekarang.
KH.Syamsuri, KH.Ermas Nadzir dan Alimul Alamah KH.Muhammad Zaini (Guru Sekumpul) |
Profil kepemimpinan K.H.Ernas Nadzir
a. Riwayat hidup K.H. Ermas Nadzir
1) Kelahiran
Berdasarkan wawancara dan dokumentasi tentang
kelahiran K.H. Ermas Nadzir bin Nadzir dilahirkan pada tahun 1922 M/1340 H di
rumah ayah beliau yang berada di Mandiangin Karang Intan.
2) Pendidikan
K.H. Ermas Nadzir menimba ilmu di Pondok
Pesantren Darussalam Martapura pada masa kepemimpinan K.H. Kasyful Anwar hingga
beliau menyelesaikan sekolah disana, kemudian beliau ingin memperdalam ilmu
beliau dengan menuntut ilmu langsung kepada K.H. M. Anang Sya’rani di rumah
beliau di kampung melayu yaitu belajar Ilmu Hadis. Dan beliau juga termasuk
murid kesayangan K.H. Husien Wali. Beliau juga pernah belajar ilmu hadis selama
kurang lebih setahun kepada seorang Syech dari mesir yang pernah membuka
pengajian di Mesjid Al Karomah.
Diantara guru-guru yang memberi ilmu kepada beliau yaitu :
a) K.H. Kasyful Anwar
b) K.H. M. Anang Sya’rani Arif
c) K.H. Husien Wali
d) K.H. Zainal Ilmi.
3) Keluarga K.H. Ermas Nadzir
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan
penulis bahwa K.H. Ermas Nadzir di dalam keluarga, beliau sangat di segani,
karena kepribadian beliau sangat kasih sayang terhadap seluruh keluarganya.
Mendidik anak dengan lemah lembut serta diberikan ajaran agama Islam sejak
kecil. Beliau mempunyai seorang isteri bernama Hj. Mardiah dan mempunyai 4
orang anak yang bernama Jamriah, K.H. Husaini Ermas, K.H. Fakihhani Ermas, Sa’adah.
4) Wafatnya K.H. Ermas Nazdir
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan
oleh penulis, K.H. Ermas Nadzir menghembuskan nafas terahir di rumah beliau
sendiri di usia 77 tahun, pada malam selasa tanggal 7 April 1997 Masehi.
Bertepatan dengan tanggal 23 Dzulqoidah 1417 Hijriyah.
- Kiprah K.H. Ermas Nadzir di Pesantren Miftahul Khairiyah
Sejak pesantren Miftahul berdiri kembali pada
tahun 1948 dan K.H. Ermas Nadzir dipercayakan untuk mengasuh dan membina
pesantren selama kurang lebih 49 tahun hingga beliau wafat pada tahun 1997,
diusianya yang muda beliau sangat aktif mengabdikan diri dan mencurahkan
jiwa-raga, keahlian dan kemampuan beliau untuk memajukan pesantren Miftahul
Khairiyah . Beliau merupakan sosok yang
gigih dalam berdakwah, Khusus nya dalam
menyampaikan masalah keilmuan. Di bawah kepemimpinan beliau pesantren banyak
mengalami kemajuan yang pesat diantaranya rencana pelajararan tersusun dengan
sistematis, pengaturan kelas dan pelajaran-pelajaran umum juga dimasukkan dalam
kurikulum madrasah, beliau juga mengatur untuk guru masing-masing mata
pelajaran dipegang oleh orang-orang yang ahli.
Sebagai pemimpin Keseharian beliau diisi
dengan pengajian rutin setiap hari, mengajar di pesantren Miftahul
Khairiyah . Setelah selesai mengajar di
pesantren beliau melanjutkan muthalaah kitab di rumah beliau sendiri. Tiada
hari bagi beliau tanpa memberikan pelajaran kepada murid-muridnya. Beliaupun
bercita-cita wafat dalam keadaan memberikan pelajaran, beliau rela dan gembira
seandainya Allah SWT mencabut ruhnya saat sedang mengajarkan ilmu.
Kemajuan pesantren pada masa kepemimpinan
beliau semakin berkembang, ditandai dengan dbukanya tingkat Tsanawiyah pada
tahun 1974, diiringi pembangunan gedung baru untuk tingkat Tsanawiyah, dan ini
bukan keputusan sepihak beliau, akan tetapi hasil dari permuswaratan dengan
tokoh-tokoh masyarakat cempaka hingga menimbulkan kesepakatan. Kemudian pada
tahun 1982 akhirnya diresmikan untuk tingkat Aliyah.
Perjuangan beliau memang sangat luar biasa
dalam dunia pendidikan, bahkan ketika beliau sakit beliau tetap memberikan
pelajaran dan pengajian kepada murid-muridnya. Walaupun pada saat itu kondisi
beliau yang menderita lumpuh selama + 2 tahun sampai wafatnya beliau,
tidak pernah ada kata berhenti untuk mengajar, beliau tetap aktif memberikan
pengajian dan pelajaran di rumah, madrsah dan mesjid. Sehari sebelum wafatpun
pada malam senin dan hari senin beliau masih memberikan pengajian kepada
muridnya dan masyarakat padahal kondisi beliau masih dalam keadaan sakit.
- Kiprah K.H. Ermas Nadzir di Masyarakat
Sejak K.H. Ermas Nadzir menetap di cempaka,
beliau pertama kali membuka pengajian di rumah sendiri dengan mengajar
kitab-kitab melayu agar masyarakat mudah memahaminya dan menyesuaikan dengan
keadaan masyarakat pada saat itu. Setelah itu baru mengajarkan kitab-kitab
berbahasa arab.
Selain itu Beliau juga aktif memberikan
pengajian di Mesjid dan langgar di cempaka pada malam minggu kitab Tafsir di
Mesjid Darul Falah dan malam senin kitab Tasawuf Sirajut Thalibin di
langgar. Setiap pagi beliau memberikan
pengajian kepada masyarakat umum dan juga kepada murid-murid beliau. Pengajian
dimulai pada jam 06.30 sampai jam 7.15 kemudian
berangkat ke Madrasah. Hari senin beliau mengajarkan ilmu Tauhid, hari
selasa kitab Iqozul Himam tentang ilmu tasawuf, hari rabu beliau mengajarkan
Kitab Kasyful Ghummah, hari kamis beliau mengajarkan kitab Al Mizanul Kubra.
hari sabtu beliau mengajarkan ilmu hadis yaitu kitab Shohih Muslim dan Shohih
Bukhari. Dan pada hari minggu beliau mengajarkan kitab Ihya Ulumuddin.
Sedangkan pada hari jum’at beliau memberikan pengajian kitab Subulussalam pada
jam 14.00 hingga waktu ashar, dan jemaah yang mengikuti pengajian tersebut
banyak dari luar daerah cempaka. Pengajian juga pernah diadakan pada hari
jum’at pagi di langgar, tapi itu tidak berlangsung lama, dan ilmu yang beliau
ajarkan yaitu Kitab Sullamut Taufiq mengenai ilmu tasawuf umum.
K.H. Ermas Nadzir merupakan sosok yang selalu
membantu permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat, Khususnya di bidang agama
Islam. Ketika ada masalah yang ditanyakan oleh masyarakat kepada beliau, beliau
berusaha dan mampu menjelaskan dan menyelesaikannya hingga masyarakat dapat
memahami apa yang dijelaskan beliau.
Dalam satu riwayat salah seorang diantara
mereka semua ada seorang yang pernah menuntut ilmu langsung kepada K.H. Ermas
Nadzir yaitu Al Alimul Allamah K.H.M.Zaini bin Abdul Ghani Al Banjary (Guru
Sekumpul) sewaktu masih muda untuk mempelajari sebuah kitab.
Beliau termasuk orang yang sangat menghormati orang yang lebih tua dan mencintai serta kasih sayang terhadap yang lebih muda. Beliau tidak pernah berhenti dalam memberikan pengajaran, ini terbukti ketika beliau sedang sakit dalam menderita lumpuh kurang lebih selama dua setengah tahun hingga wafatnya beliau, beliau terus memberikan pelajaran kepada murid-muridnya, bahkan ketika dalam keadaan berbaring ketika sakit, beliau tetap memberikan pelajaran kepada murid-muridnya.
K.H. Ermas Nadzir tergolong orang yang lemah
lembut, kasih sayang, dan menghormati perbedaan. Apabila ada yang bertanya
kepadanya, terlebih dahulu beliau memperhatikan tipe dan tingkat keilmuan serta
daya tangkap orang yang bertanya tersebut, karena dalam memberikan jawaban
harus sesuai dengan pemikiran, bagi beliau daya tangkap pemikiran masing-masing
orang itu berbeda, sehingga dalam memberikan jawabannya harus mampu diterima
akalnya. Contohnya dalam masalah hukum, beliau terlebih dulu menjelaskan sebab
terjadinya masalah dan kemudian baru memutuskan hukumnya dan itu melihat kondisi
si penanya, apakah ia mampu menerima hukum yang keras, menengah atau lemah.
Terkecuali dalam masalah aqidah.
Dalam memimpin beliau melihat kondisi
lingkungannya dan lebih mengutamakan bermusyawarah untuk mufakat (demokratis),
ini terbukti ketika gedung baru Madrasah Tsanawiyah telah di bangun, sebelum
memutuskan kurikulum untuk madrasah beliau mengajak berunding tokoh-tokoh
masyarakat untuk menentukan langkah pendidikan pesantren di masa depan, apakah
disamakan dengan sistem pendidikan seperti di Pesantren Darussalam yang
mempelajari ilmu Agama saja atau menyesuaikan dengan Departemen Agama dengan
memasukkan mata pelajaran umum. Akhirnya berdasarkan musyawarah mufakat dengan
tokoh masyarakat diputuskan bahwa kurikulum di Pesantren Miftahul Khairiyah memuat
kurikulum dua arah yaitu kurikulum pesantren dan kurikulum Departemen Agama
yang memuat mata pelajaran umum hingga berjalan sampai sekarang.
Dalam bidang keilmuan beliau juga mudah
menerima dan menghargai pendapat orang lain, dalam masalah ilmu agama misalnya,
apabila ada yang berbeda pendapat, maka beliau menghormati pendapat tersebut
atas berdasarkan pertimbangan, yaitu dengan meneliti kembali pendapat itu,
apabila tidak mempunyai dasar atau dalil maka beliau menyanggahnya berdasarkan
dalil yang benar.
K.H. Ermas Nadzir juga bersifat tegas ketika berbicara tentang hukum agama masalah halal dan haram, beliau menyatakan dengan tegas, keras dan
mutlak kalau hal itu sudah mempunyai dalil yang jelas dari alquran, hadist atau
berdasarkan ijma ulama.
Beliau juga dapat dikatakan termasuk pemimpin
yang berwibawa ini terlihat ketika beliau sedang memberikan
pelajaran kepada murid-muridnya, mereka semua memperhatikan dengan seksama apa
yang beliau sampaikan, dan penghormatan terhadap beliaupun tidak hanya di
lingkungan pesantren atau ketika sedang memberikan pelajaran saja, ketika di
luar pesantrenpun beliau sangat dihormati oleh murid-muridnya. Kebiasaan beliau
apabila telah tamat belajar suatu kitab, beliau mengadakan selamatan dengan
jama’ah pengajian agar mendapat barakah ketika menuntut ilmu dan itu sekaligus
lebih mendekatkan beliau dengan murid-murid serta masyarakat yang mengikuti
pengajian beliau. Semua guru di pesantren sangat menghormati beliau ini karena
beliau yang bersifat kasih sayang dan tidak sungkan untuk berdiskusi dan
memberikan persetujuan demi kemajuan pesantren.
Beliau pernah beramanah kepada seluruh guru, murid serta seluruh masyarakat agar pesantren Miftahul Khairiyah tidak boleh menjadi negri, dan pemimpin pesantren harus berasal dari cempaka. Ini semata-mata untuk kepentingan pesantren.
- Faktor yang mempengaruhi Kepemimpinan K.H. Ermas Nadzir dalam mengembangkan Pesantren Miftahul Khairiyah Cempaka Kota Banjarbaru
a. Faktor keluarga
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara,
diketahui bahwa keluarga K.H. Ermas Nadzir adalah keluarga yang sakinah,
keluarga yang mampu memenuhi hajat hidup spiritual dan material secara layak
dan seimbang yang dipenuhi dengan kasih sayang antar anggota keluarga dan
senantiasa memberikan nasehat serta pendidikan dasar agama terhadap isteri dan
anak-anaknya. Dan seluruh keluarganya sangat menghormati beliau sehingga hal
itu menunjang kepemimpinan K.H. Ermas Nadzir baik sebagai kepala keluarga
maupun sebagai pemimpin di Pesantren Miftahul Khairiyah Cempaka.
b. Faktor Lingkungan
K.H. Ermas Nadzir sangat disegani
(kharismatik) oleh semua lapisan masyarakat ini karena beliau memiliki
kepribadian yang baik, kasih sayang, ramah, suka menolong, wara, tawadhu dan
bersahaja. Sifat beliau in diantaranya terlihat ketika beliau yang sering
diminta bantuan oleh masyarakat dalam memecahkan sebuah masalah dan hampir
semuanya dapat beliau selesaikan. Dilingkungan sekitar beliau tinggal pada
umumnya dan lingkungan pesantren pada Khususnya sangat mendukung kepemimpinan
K.H. Ermas Nadzir. Hal ini terlihat dari upaya beliau ketika mendirikan kembali
pesantren yang telah lama ditutup oleh penjajah Jepang. Kemudian beliau bersama
guru dan tokoh masyarakat berusaha meningkatkan mutu agar pesantren tidak hanya
menuntul ilmu agama saja tapi juga memasukkan ilmu umum ini bertujuan agar
santri di masa depan nantinya mempunyai bekal disamping ilmu agama yang kuat
juga tidak tertinggal dengan kemajuan zaman. Ini membuktikan bahwa pemikiran
beliau bahwa nantinya kemajuan teknologi akan sangat berpengaruh kepada
kemajuan santri.
c. Faktor Pendidikan
Sejak kecil beliau sudah menimba ilmu agama
di Pondok Pesantren Darussalam Martapura hingga beliau menyelesaikan
sekolahnya. Dan tidak habis sampai disitu, karena beliau merasa ilmu yang
beliau dapatkan masih sedikit maka beliau meneruskan untuk memperdalam ilmu
agama langsung kepada K.H. Zainal Ilmi,
Al Alimul Al Alamah K.H. M. Sya’rani Arif pimpinan ke V Pondok Pesantren
Darussalam Martapura dan juga beliau termasuk murid kesayangan K.H. Husien wali
karena kerajinan dan keuletan beliau dalam menuntut ilmu.
K.H. Ermas Nadzir merupakan seorang pemimpin
yang ideal yang benar-benar menyerahkan segenap jiwa-raga tanpa mengenal pamrih
mengabdi untuk memajukan pesantren dan memberikan keilmuannya bahkan beliau
mempunyai cita-cita ketika meninggal dalam keadaan mengajar atau memberikan
pengajian. Dan itu hampir terbukti karena sehari sebelum beliau meninggal,
beliau masih melaksanakan pengajian rutin walaupun dalam keadaan sakit.
* Tulisan diambil dari Skripsi Muhammad Rajudin Nor yang berjudul "PROFIL KEPEMIMPINAN KH.ERMAS NADZIR PENDIRI PESANTREN MIFTAHUL KHAIRIYAH CEMPAKA"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar