DAKWAH BANJAR

Sebuah Media Informasi. | مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ, فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ |"Barangsiapa menunjukkan suatu kebaikan, maka ia mendapatkan pahala seperti pahala orang yang melakukannya."

Rabu, 28 April 2021

PENDEKATAN IDENTIFIKASI KOMPETENSI | KUMPULAN MAKALAH

 

BAB I

PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG

Pendidikan merupakan faktor utama dalam membangun suatu bangsa. Melalui pendidikan suatu bangsa menjadi cerdas, terampil dan berbudi pekerti luhur. Pendidikan berbasis kompetensi menitik beratkan pada pengembangan kemampuan untuk melakukan (kompetensi) tugas-tugas tertentu yang sesuai dengan standar performansi yang telah ditetapkan. Tujuan pendidikan mensyaratkan perkembangan kemampuan siswa secara Optimal, dengan kemampuan untuk berkreasi, mandiri, bertanggung jawab dan dapat memecahkan masalah yang dihadapi. 

Sebagai individu, siswa memiliki berbagai potensi yang dapat dikembangkan. Kenyataan yang dihadapi, tidak semua siswa menyadari potensi yang dimiliki untuk kemudian memahami dan mengembangkannya. Disisi lain sebagai individu yang berinterksi dengan lingkungan, siswa juga tidak dapat lepas dari masalah.


Kegiatan pembelajaran diarahkan untuk memberdayakan semua potensi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang diharapkan. Kegiatan pembelajaran mengembangkan kemampuan untuk mengetahui, memahami, melakukan sesuatu, hidup dalam kebersamaan dan mengaktualisasikan diri. Dengan demikian, kegiatan pembelajaran perlu: 1) berpusat pada peserta didik; 2) mengembangkan kreatifitas peserta didik; 3)menciptakan kondisi yang menyenangkan dan menantang; 4) bermuatan nilai, etika, estetika, logika, dan kinstetika dan 5) menyediakan pengalaman belajar yang beragam.

Dalam kerangka itu, pengembangan program dilakukan berdasarkan pendekatan kompetensi. Penggunaan pendekatan ini memungkinkan desain program dapat dilaksanakan secara efektif, efisien, dan tepat. Hasil-hasil pembelajaran dinilai dan dijadikan umpan balik untuk mengadakan perubahan terhadap tujuan pembelajaran dan prosedur pembelajaran yang dilaksanakan sebelumnya.

Dalam kerangka itu, pengembangan program dilakukan berdasarkan pendekatan kompetensi. Penggunaan pendekatan ini memungkinkan desain program dapat dilaksanakan secara efektif, efisien, dan tepat. Hasil-hasil pembelajaran dinilai dan dijadikan umpan balik untuk mengadakan perubahan terhadap tujuan pembelajaran dan prosedur pembelajaran yang dilaksanakan sebelumnya.

Dalam penyusunan rencana pembelajaran perlu memperhatikan kompetensi dasar yang akan diajarkan. Untuk mengetahui keluasan dan ke dalaman cakupan kemempuan dasar, dapat digunakan jaringan topic/tema/konsep. Kompetensi dasar yang terlalu luas dalam cakupan materinya perlu dijabarkan menjadi lebih dari satu pembelajaran. Sedangkan kompetensi dasar yang tidak terlalu rumit mungkin dapat dijabarkan ke dalam satu pembelajaran.

Kompetensi-kompetensi harus dijabarkan secara khusus dan telah divalidasikan serta di tes sejauhmana kontribusinya terhadap keberhasilan dan efektifitas belajar megajar. Hasil penelitian seringkali ikut membantu dalam mengidentifikasi kompetensi, kita dapat menggunakan beberapa model pendekatan.

 

B.     METODE PENULISAN

Adapun metode penulisan yang digunakan adalah metode internet browsing dan metode kepustakaan yaitu dengan mengumpulkan buku-buku yang relevan yang berhubungan dengan pembahasan tahap perkembangan psikis anak dalam hubungannya dengan belajar.

 

C.    TUJUAN PENULISAN

Berdasarkan latar belakang di atas, maka tujuan penulisan pada makalah ini adalah:

1.      Mengetahui bagaimana Pendekatan Identifikasi Kompetensi

2.      Mengetahui jenis model pendekatan dalam mengidentifikasi Kompetensi

 

BAB II

PEMBAHASAN

“PENDEKATAN IDENTIFIKASI KOMPETENSI”

 

A.     PENDEKATAN IDENTIFIKASI KOMPETENSI

Dalam penyusunan rencana pembelajaran perlu memperhatikan kompetensi dasar yang akan diajarkan. Untuk mengetahui keluasan dan ke dalaman cakupan kemempuan dasar, dapat digunakan jaringan topic/tema/konsep. Kompetensi dasar yang terlalu luas dalam cakupan materinya perlu dijabarkan menjadi lebih dari satu pembelajaran. Sedangkan kompetensi dasar yang tidak terlalu rumit mungkin dapat dijabarkan ke dalam satu pembelajaran.

Kompetensi-kompetensi harus dijabarkan secara khusus dan telah divalidasikan serta di tes sejauhmana kontribusinya terhadap keberhasilan dan efktifitas belajar megajar. Hasil penelitian seringkali ikut membantu dalam mengidentifikasi kompetensi, kita dapat menggunakan beberapa model pendekatan diantaranya

 

1.     TASK ANALYSIS (ANALISIS TUGAS)

Analisis tugas dimaksudkan untuk mendeskripsikan tugas-tugas yang harus dilakukan ke dalam indikator-indikator kompetensi. Berdasarkan analisis tugas yang harus dipelajari oleh siswa, dikembangkan berbagai jenis pengetahuan yang menuntut dicantumkan kompetensi-kompetensi yang diperlukanya (daftar kompetensi. Task analysis atau analisis tugas adalah  suatu metode untuk menganalisis pekerjaan manusia, apa yang dikerjakan dengan apa mereka bekerja dan apa yang harus mereka ketahui. Task analisis ini merupakan proses menganalisa tentang cara pengguna dalam mengerjakan, menyelesaikan dan bereaksi terhadap tugas dari suatu sistem dan hal-hal yang inign diketahui oleh pengguna.

Task analisis sangat diperlukan, terutama dari sudut pandang desainer, karena umumnya desainer beranggapan bahwa semua pengguna adalah sama, dan juga semua pengguna sama dengan “saya”. Mereka juga sering kali berasumsi  bahwa kareteristik pengguna (budaya, norma dan lingkungan) tidak memiliki pengaruh dengan sistem dan keangkuhan yang menyatakan bahwa desain interface yang baik tidak perlu memahami pengguna.

Sebelum dilakukan proses penyusunan task analysis, maka desainer dan pembuat aplikasi melakukan penyusunan kategori proses, serta membuat pernyataan tentang : apa yang terjadi sebelum proses, apa yang akan terjadi dari proses, mengapa proses harus dilakukan, bagaimana cara melakukan dan apa yang akan dihasilkan oleh proses tersebut

Task analysis sendiri terbagi menjadi tiga bagian yaitu:

1.   Task decomposition

Suatu task pecah menjadi sub-task yang berurutan. Salah satu pendekatan dari jenis task analysis ini adalah HTA atau Hierarchical Task Analysis yang membagi tugas dalam suatu hirarki jenis Tree. Tipe tuga yang terdapat dalam jenis task analiysis ini antara lain :

1. Fixed sequence            : Tugas tetap yang harus dilakukan

2. Optional                       : Tugas yang dapat diabaikan

3. Cycles                          : Tugas yang dikerjakan berulang

 

2.   Knowledge Based Techniques

Menekankan pengetahuan dari user tentang objek dan aksi yang akakn dibutuhkan dalam task tersebut . knowledge based analysis dimulai dengan mengidentifikasikan semua objek dan aksi yang terlibat dalam task, dan kemudian mengembangkan suatu taxonomi dari semuanya. Hal ini mirip dengan taxonomi dari cabang ilmu biologi (klasifikasi hewan/tumbuhan).

3.   Entity-relation based analysis

Berdasarkan objek, penekanan pada identifikasi dari entity, relationship dan kegunaannya, seringkali diasumsikan mirip dengan UML.

                                                                                                                                                                                                                                                                                 

2.      THE NEEDS OF SCHOOL LEARNERS

Pendekatan the needs of school learners (memusatkan perhatian pada kebutuhan-kebutuhan siswa di sekolah). Langkah pertama dalam pendekatan ini adalah bertitik tolak dari ambisi, nilai-nilai dan pandangan para siswa. Hal ini menjadi landasan dalam mengidentifikasi kompetensi. Jadi pendekatan ini berdasarkan asumsi bahwa terdapat hubungan yang erat sekali antara persiapan guru dan hasil yang diinginkan siswa. Asumsi dari pendekatan ini adalah, jika peserta didik senang dan sejahtera, maka mereka dapat belajar dengan baik serta senang juga untuk mengembangkan diri mereka sendiri di lembaga pendidikan seperti sekolah. Pendekatan ini juga menekankan perlunya penyediaan iklim yang kondusif dan menyenangkan bagi pengembangan diri secara optimal.

Kesiapan belajar adalah kondisi dimana siswa berada dalam siap mental dan fisik untuk melakukan kegiatan belajar. Faktor ini erat hubungannya dengan kematangan intelektual, mental sosial emosional siswa disamping kesiapan secara jasmaniah. Dengan kondisi siap tersebut siswa akan lebih terangsang untuk melakukan kegiatan belajar dan lebih mudah menerima pengalaman-pengalaman baru, serta lebih bermotivasi untuk mencari dan menemukan sendiri pengalaman-pengalaman yang bermakna baginya.

Mengetahui karakteristik siswa adalah satu cara untuk mengukur apakah siswa mampu menccapai tujuan belajarnya atau tidak.. sampai dimana minat siswa terhadap pelajaran yang akan dipelajari. Bila siswa mampu, hal-hal apa yang memperkuat, dan apabila tidak mampu, hal-hal apa yang menjadi penghambatnya. Hal-hal yang perlu diketahui dari siswa bukan hanya dilihat dari faktor-faktor akademisnya, tetapi juga dilihat dari faktor-faktor sosialnya, sebab dua hal tersebut sangat mempengaruhi proses belajar siswa.

 

3.      ASUMSI KEBUTUHAN MASYARAKAT

Pendekatan berdasarkan asumsi kebutuhan masyarakat. Dengan menspesifikasikan kebutuhan masyarakat, terutama masyarakat sekolah, maka selanjutnya disusun program pendidikan. Pendekatan ini berdasarkan asumsi, bahwa pengetahuan tentang masyarakat yang nyata dan penting itu dapat diterjemahkan menjadi program sekolah para siswa yang pada giliranya dituangkan ke dalam program pembelajaran. Kelemahan dari pendekatan ini ialah bahwa sangat sulit menemukan kebutuhan masyarakat yang tepat, tetap serta lengkap, sehingga begitu program dilaksanakan pada waktu itu mungkin kebutuhan masyarakat telah berubah.

 

BAB III

PENUTUP

 

 

A.     KESIMPULAN

Mengidentifikasi kompetensi

Dalam penyusunan rencana pembelajaran perlu memperhatikan kompetensi dasar yang akan diajarkan. Untuk mengetahui keluasan dan ke dalaman cakupan kemempuan dasar, dapat digunakan jaringan topic/tema/konsep. Kompetensi dasar yang terlalu luas dalam cakupan materinya perlu dijabarkan menjadi lebih dari satu pembelajaran. Sedangkan kompetensi dasar yang tidak terlalu rumit mungkin dapat dijabarkan ke dalam satu pembelajaran.

 

Kompetensi-kompetensi harus dijabarkan secara khusus dan telah divalidasikan serta di tes sejauhmana kontribusinya terhadap keberhasilan dan efktifitas belajar megajar. Hasil penelitian seringkali ikut membantu dalam mengidentifikasi kompetensi, kita dapat menggunakan beberapa model pendekatan diantaranya :

a. Pendekatan analisis tugas (task analysis) untuk menentukan daftar kompetensi. Berdasarkan analisis tugas-tugas yang harus dilakukan oleh guru di sekolah/madrasah sebagai tenaga professional, yang pada giliranya ditentukan kompetensi-kompetensi apa yang diperlukan , sehingga dapat pula diketahui apakah seorang siswa telah melakukan tugasnya sesuai dengan kompetensi yang dituntut kepadanya. Kompetensi dasar berfungsi untuk mengarahkan guru dan fasilitator mengenai target yang harus dicapai dalam pembelajaran. Daftar kompetensi ini dapat disusun setelah mengadakan serangkaian diskusi atau menilai.

b. Pendekatan the needs of school learners (memusatkan perhatian pada kebutuhan-kebutuhan siswa di sekolah). Langkah pertama dalam pendekatan ini adalah bertitik tolak dari ambisi, nilai-nilai dan pandangan para siswa. Hal ini menjadi landasan dalam mengidentifikasi kompetensi.

c. Pendekatan berdasarkan asumsi kebutuhan masyarakat. Dengan menspesifikasikan kebutuhan masyarakat, terutama masyarakat sekolah, maka selanjutnya disusun program pendidikan.

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Dimyati dan Mudjiono 2006, Belajar dan Pembelajan. Rineka Cipta: Jakarta.

Muhibbin syah, 2010, Psikologi Pendidikan, PT.Remaja Rosdakarya: Bandung.

Harjanto, 2011, Perencanaan Pengajaran,  Rineka Cipta: Jakarta.

Oemar Hamalik. 2009. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi Bumi Aksara:Jakarta.

Slameto,  Evaluasi Pendidikan.,  Jakarta,  PT. Bumi Aksara 2001

Djiwandono Sri Esti Wuryani, Psikologi Pendidikan, Grasindo, Jakarta, 2002.

 

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

DAKWAH BANJAR | هذا من فضل ربي