HELLENISTIS
A.
Aliran Stoa / Stoisisme
Aliran ini didirikan di Athena oleh Zeno dari Kition (133 266 SM). Ia
dilahirkan di Kition pada tahun 340 SM, dan meninggal di Athena pada tahun 264
SM. Ia mencapai umur 76 tahun.
Seperti dengan kaum Epikurus, kaum Stoa membagi filsafat dalam tiga bagian,
yaitu logika, fisika dan etik. Logika dan fisika umumnya dipergunakan sebagai
dasar etiknya. Etiknya ialah memberi petunjuk tentang sikap sopan santun dalam
penghidupan. Menurut pendapat mereka, tujuan yang terutama dari segala filsafat
ialah menyempurnakan moral manusia.
1)
Logika
Logika menurut kaum Stoa, maksudnya memperoleh kriterium tentang kebenaran.
Dalam hal ini mereka mempergunakan juga teori reproduksi dari Demokritus.
Menurut kaum Stoa, ucapan Aristoteles adalah suatu dalil yang belum
dinyatakan benarnya. Suatu Petitio Principil, yaitu menerima sesuatunya sebelum
diterangkan . Kriterium bagi sesuatu kebenaran terletak pada evidensinya.
Kenyataannya bahwa isi pemandangan itu terletak pada pikiran. Buah pikiran
benar, apabila pemandangan itu kena, yaitu memaksa kita membenarkannya.
Pemandangan yang benar ialah suatu pemandangan yang menggambarkan barang yang
dipandang dengan terang dan tajam, sehingga orang yang memandang itu terpaksa
membenarkan dan menerima isinya.
Kaum Stoa bertentangan pendapatnya dengan Plato dan Aristoteles. Pengertian
itu mempunyai realita, ada pada dasarnya. Ingat, misalkan ajaran Plato tentang
idea. Pengertian Umum, sebagai perkumpulan, kampung, binatang dan lain
sebagainya adalah suatu realita, benar adanya. Menurut kaum Stoa, pengertian
umum itu tidak ada relitanya, semua itu hanya cetakan pikiran yang subyektif
untuk mudah menggolongkan barang – barang yang nyata. Hanya barang – barang
yang kelihatan yang mempunyai realita, nyata adanya. Orang laki – laki, orang
perempuan, kuda putih, kucing hitam adalah suatu realita. Kumpulan jenis bukan
suatu realita.. Pendapat kaum Stoa ini disebut dalam filsafat pendapat
nasionalisme, sebagai lawan dari realisme.
2)
Fisika
Dalam aliran Stoa, masalah fisika tidak saja memberi pelajaran tentang
alam, tetapi meliputi juga teologi. Menurut mereka bahwa alam mempunyai dua
dasar yaitu yang bekerja dan yang dikerjakan. Yang bekerja ialah Tuhan dan yang
dikerjakan ialah materi.
Menurut Kaum Stoa, alam semesta ini ditentukan oleh suatu kuasa yang disebut
Legos (pikiran semesta). Oleh sebab itu semua kejadian tunduk kepada hukum alam
yang berjalan.
Fisika kaum Stoa ini menjadi pandangan hidupnya. Oleh karena semua yang
terjadi dalam dunia ini berlaku menurut hukum alam dan ratio, adanya Tuhan
untuk keselamatan manusia, maka kaum Stoa mempunyai pandangan hidup yang
optimis. Semuanya terjadi menurut kemestian dalam edaran yang tetap, terima itu
dengan sabar dan gembira.
3)
Etik
Etika menurut kaum Stoa adalah untuk mencari dasar – dasar umum untuk
bertindak dan hidup yang tepat. Kemudian melaksanakan dasar- dasar itu dalam
penghidupan. Kaum Stoa berpendapat, bahwa tujuan hidup yang tertinggi ialah
memperoleh harta yang terbesar nilainya, yaitu kesenangan hidup. Kemerdekaan
moril seseorang adalah dasar segala etik pada kaum Stoa.
Kaum Stoa mengatakan , bahwa moral itu baru sempurna kalau kesenangan
masyarakat. Sesuai dengan itu mereka berpendapat, bahwa persekutuan sosial
manusia, yaitu negara, adalah syarat pertama untuk melaksanakan budi yang
terutama, yaitu keadilan. Tugas utama dari keadilan ialah menyempurnakan
pergaulan manuisa. Pada tingkat itu terdapat lagi budi yang pokok, yaitu
menyesuaikan saya dengan semuanya dengan sempurna. Siapa yang melaksanakan
keadilan melenyapkan sekaligus pertentangan antara keperluan diri sendiri dan
keperluan umum.
Pada tingkat itu terdapat lagi budi yang pokok, yaitu menyesuaikan saya
dengan semuanya dengan sempurna. Siapa yang melaksanakan keadilan melenyapkan
sekaligus pertentangan antara keperluan sendiri dan keperluan umum.
Oleh karena dalam tubuh semua manusia hidup suatu akal yang serupa, yang
berkuasa sebagai suatu hukum umum dalam negara yang ideal, maka dapat pula
berlaku hanya satu peraturan, satu hukum dan satu negara.
B.
Aliran Spicurus
Tokoh aliran ini bernama epicurus (341-270 SM). Ia dilahirkan pada tahun
341 SM di Samos dan meninggal di Athena pada tahun 270 SM
Mula-mula ia menjadi guru filosofi Mytilen dan Lampsakos. Pada tahun 300
SM, ia datang ke Athena dan mendirikan sebuah sekolah filosofi dengan nama Taman
Kaum Epikurus.
Berlainan dengan Aristoteles, Epikurus tidak mempunyai perhatian terhadap
penyelidikan ilmiah. Ia hany mempergunakan pengetahuan yang diperolehnya dan
hasil penyelidikan ilmu yang sudah dikenal, sebagai membebaskan manusia dari
ketakutan agama.
Sebagai orang yang berasal dari yonia. Ia banyak mengemukaakan pandangan
filosofi alam Milesia, yang bersifat ateis. Terutma ia banyak memakai teori
demokritus tentang atom dan geraknya dalam lapangan kosong. Titik berat
daripada ajarannya terletak pada etik, soal tertib sopan dalam penghidupan,
soal moral.
Menurut pendapat Epikurus, filosofi harus merintis jaln kearah mencapai
kesenangan hidup. Filosofnya dibaginya dalam tiga bagian yaitu logika, fisiska,
dan etik. Ajaran logiaknaya menjadi dasar fisika yang diajarkannya, fisika
dasar bagi etik.
1)
Logika
Epikurus dalam menyebut logika menggunakan istilah kanonika. Logika
harus melahirkan norma untuk pengetahuan dan kriteria untuk kebenaran. Norma
dan kriteria itu diperoleh dari pemandangan. Dan oandanan menurut Epicurus
bukan hanya yang kita lihat dengan mata, melainkan juga fntasi dan gambaran
dalam angan-angan. Segala macm pndangn itu adalah benar, benar dalam jiwa orang
yang memandang. Menurut pendapat ini, apa yang terpandang oleh seorang orang
gila dalam dugaannya adalah nyata dan benar. Sesuai dengan pendapat demokritus
ia mengatakan, bahwa pandangan itu tidak lain dari cetakan atau gambaran barang
yang sudah ada.
Epikurus tak suka kepada teori-teori tentang bentuk pengertian dan isi
pengetahuan. Ia menolak segala macam metode untuk menyatakan kebenaran yang
menurut logikanyatidak dapat disangkal. Ia tidak mau tahu dengan silogisme yang
begitu cerdas disusun oleh Aristoteles. Logiaknya tidak menerima kebenaran
sebagai hasil pikiran kebenara hanya dicapai dengan pemandangan dan pengalman.
2)
Fisika
Dari ajaran fisika, Epicurus hendak membebaskan manusia dari kepercayaan
pada dewa-dewa. Dengan ajaran itu dinyatakan, bahwa dunia ini bukan dijadikan
dn dikuasai oleh dewa-dewa, melainkan digerakkan oleh hukum-hukum fisika.
Manuisa hidupnya tidak bahagia karena terganggu oleh tiga hal: takut akan
marah dewa, takut akan mati dan takut akan nasib. Pertama kita tak pelu kan
marah dewa, karena segala sesuatu di dunia ini hanya karena sebab gerak atom
bukan karena dewa. Keua terhdap mati pun manusia tak usah takut. Jiwa kita pun
akan turut mati, sebab tanpa badan, tak ada pula jiwa. Habis hidup ini
tak ada lagi lanjutannya bagi manusia. Maut malah akan melepaskan manusia dari
sakit dan sengsara. Ketiga kepada nasib pun kita tak usah takut.segala kejadian
di dunia ini di tentukan oleh gerak atom.
3)
Etika
Ajaran etikanya adalah mencari kesenangan hidup. Kesenangan hidup katnya
ialah barang yang paling tinggi nilainy. Kesenangan hidup berarti kesenangan
badaniah dan rohaniah. Badan merasa enak, jiwa merasa tentram.yang paling
penting dan paling mulia ialah kesenangan jiwa, karena kesenangan jiwa meliputi
masa sekarang masa yang lampau dan masa yang akan datang.
Tujuan etik Epicurus ini tidak lain dari didikan memperkuat jiwa untuk
menghadapi segala rupa keadaan. Ia tetap berdiri sendiri dengan jiwa yang
tenang, pndai memelihara tli persahabatn. Pengikut Epicurus tidak meneluh dan
menangis pda meninggalnya orang yang dicintainya. Keteguhan jiwa itu
diperolehnya dari keinsyafan, bahwa mati itu adalah tidak ada.yang tidak ada,
karena tidak bernilai, tidak perlu dirindukan.
C.
Aliran Skeptisme
Skeptis artinya ragu-ragu, sak wasangka atau sangsi. Aliran ini berpendapat
bahwa dibidang teoritis manusia tidak akan sanggup mencapai kebenaran.
Pengethuan kita boleh dipercaya. Maka agar manusia berbahagia, haruslah tidak
mengambil keputusan yang pasti tetapi haruslah selalu ragu-ragu. Mereka tidak
mau terus atau langsung menerima ajaran-ajaran yng datang dari ahli-ahli
filosof masa yang lampau.
Sebenarnya aliran ini tidak konsekuen dengan pendapatnya sendiri. Pada masa
itu ada dua sekolah skeptis yang dalam beberapa hal berbeda dalam memberi
maksud sikap ragu-ragu. Dua sekolah tersebut adalah pyrohon dan akademi.
1)
Sekolah skeptis Pyrrhon
Sekolah ini terdapat di Elis yang tokohnya bernama
Pyrrhon lahir tahun 360 SM dan meninggal pada tahun 270 SM.
Pyrrhon mengajarkan bahwa kebenaran tidak dapat
diduga. Kita harus sangsi terhadap sesuatu yang dikatakan orang benar. Sebagai
alasan disebutnya, bahwa di luar ruang yang kosong dan atom yang bergerak ,
yang hanya dipikirkan oleh akal, tidak ada yang dapat diketahui engan pasti.
Apa yang diterima dari orang ke orang. Rupanya saja benar. Karena itu orang
harus sangsi terhadp hasil pikiran yang disebutbenar. Pikiran itu sendiri
saling bertentangn. Hal ini cukup ternyta dalam pengalaman. Jalan
sebaik-baiknya untuk mencapai kesenangan hidup ialah menjauhkan diri dari
mengambil keputusan, tentang menentukan apa yang dikatakan bagus dan buruk, apa
yang baik dan jahat, apa yang adil dan tidak adil.
2)
Sekolah skeptis Akademia
Aliran yang kedua ini memang lahir dlm Akademia yang
didirika oleh plato. Seorang tokoh alirn ini, Arkesilaos berpenadapat, bahwa
cita-cita orang bijaksana itulah bebas dari berbuat salah. Kaum Epikurus dan
stoa mengatakan bahwa memperoleh kebenaran yng sungguh-sungguh dengan membentuk
dalm pikiran hasil pandangan
Kemudian tokoh lain aliran ini adala karneades,
berpenapat bahwa kriterium bagi kebenaran tidak ada. Pemandangan-pemandngan tak
pernah dapt membedakn dengan sahih panangan yang benar dan yang salah. Di
kemukakan oleh karneadestiga tingkat kemungkinan. Pertama pemandangan itu
mungkin benar. Kedua, kemungkinan itu tidak dapat dibantah. Ketiga, kemungkinan
itu tidak dapat dibantah dan telah ditinjau dari segala sudut.
Dengan keterangan karneades ini filosof skeptis yang
bermula engan ragu-ragu akhirnya berbelok ke jalan tengah. Menjadi filosofi
untuk keperluan hidup sehari-hari. Kemudian lagi sikap skeptis bermula itu
berganti dengan sikap eklektika, memilih mana yang terpakai saja. Aliran ini
juga keluar dari Akademia yang dibangun oleh plato dan sepeninggalnya bnyak
sekali berganti pemimpin dan berganti aliran. Kaum elektika dan dari ajaran
Stoa. Aliran ini kemudian pindah ke Roma. Penganjurnya yang utama di sana ialah
Cicero.
D.
Neo – Platonisme
Secara keseluruhan Hellenisme Romawi mempunyai corak
yang sama, dalam perkembangannya dapat dibagi kedalam tiga masa.
Masa pertama inilah abad ke-5 smpai pertengahan abad sebelum masehi. Aliran-aliran
yang terdapat didalamnya ialah:
a.
aliran Epicure; pendirinya Epicurus.
Ajarannya ialah kebahagiaan manusia merupakan tujuan yang utam.
b.
Aliran
Stoa: pendirinya Zeno. Ajrannya ialah agar manusia jngan sampai bisa
digerakkan oleh kegembiraan atau kesediaan (jadi menahan diri dalam
menghadapinya) dan menyerahkan diri tanpa syarat kepada suatu keharusan yang
tidak bisa ditolak dan yang menguasai segala sesuatu.
Aliran ini merupakan rangkaian terakhir di fase
Hellenisme-Romawi, yaitu fase mengulang yang lama, bukan fase yang menciptakan
yang baru. Aliran ini juga maih berkisar pada filsafat yunani, tasawuf timur,
dan memilih dari sana-sini kemudian digabungkan. Karena dasar filsafatnya ialah
kepercayaan rakyat yang mempercayai kekuasaan yang banyak. Karena sistem
pilihan ini pula, maka didalam neo-platonisme tasawuf timur. jadi,
neo-platonisme mengandung unsur-unsur kemanusiaan (hasil usaha pemikiran
manusia), keagamaan, dan keberhasilan (bukan agama langit).
Neo-platonisme dengan unsur-unsur tersebut datang
dan bersatu dengan kaum muslimin melalui aliran masehi timur dekat, tetapi
dengan baju lain, yaitu tasawuf timur dan pengakuan akan keesaan Tuhan, yang
pertama dengan ketunggalan yang sebenar-benarnya.
Perbeadaan neo-platonisme dengan aliran iskandari yang berkembang sejak
pertengahan abad ke-4 sampai pertengahan abad ke-7 ialah:
Neo-Platonisme
|
Aliran
Iskandariah
|
1. berkisar
pada segi metafisika pada filsafat yunani yang mungkin dalam beberapa hal
berlawanan dengan agama masehi.
2. lebih
banyak mendasarkan pikirannya pada seleksi dan pemaduan
|
1. lebih
condong kepada matematika serta ilmu alam, meninggalkan lapangan metafiika,
dan tidak berlawanan dengan agama masehi.
2. lebih
banyak membuat ulasan-ulasan terhadap pikiran-pikiran filsafat.
|
Platinus
adalah tokoh yang terpenting. Ia mendasarkan atas dua dialektika (dua jalan),
yaitu:
-
Dialektika menurun
-
Dilektika menarik
Dialektika menurun digunakan untuk menjelaskn wujud
tertinggi (the Highest Being, atau the First, atau At-Tabiatul-ula, atau
Wujudul Awwal) dan cara keluarnya alam dari-Nya.
Dengan penjelasan terhadap wujud tertinggi itu
Platonus terkenal dengan teorinya Yang Esa atau Esanya Platonus. Dengan penjelasan kedua, yaitu
keluarnya alam dari Yang Esa, ia sampai kepada kesimpulan bahwa semua wujud,
termasuk didalamnya wujud pertama (Tuhan), merupakan rangkaian mata rantai yang
kuat erat, dan terkenal dengan istilah kesatuan wujud (wihdatul-wujud).
Pada akhir masa kuno. Neo-platonisme merupakan
aliran intelektual yang dominan di hampir seluruh wilayah Hellenistik, sehingga
seakan-akan neo-platonisme bersaingan dengan pandangan dunia yang berdasarkan
agama kristen. Perhyrios (232-301 M) murid platinus menulis suatu karya yang
dengan tajam menyerang agama kristen.
Namun pada tahun 529 M kaisar Jurtianus dari
Byzantium pelindung agama kristen menutup semua sekolah filsafat Yunani di
Athena. Peristiwa itu diangagap sebagai akhir masa yunani purba.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar