Imam Ibnu Hajar Al Haitami dalam kitabnya Shawaiqulmughriqah mengatakan: Janganlah Kalian tersibukan di hari Asyura dengan ikut²an perbuatan menyimpang orang² Rafidhah (syiah) dalam mearatap,meraung² niyahah (termasuk pukul² kepala dan dada). Karena hal itu bukanlah akhlak dari orang orang mu'min, Seandainya saja ada hari meratap (tidak ada dan sama sekali tidak disyariatkan) maka hari wafatnya Rasulullah SAW lebih utama untuk kita meratap.
Jangan juga kalian di hari Assyura terpengaruh dengan penyimpangan orang² Nashibi (kaum pembenci Ahlulbait Nabi SAW) yang terlaknat yang mana mereka bergembira dengan terbunuhnya cucu Rasulullah SAW (Imam Husein AS.) yang mana mereka berpesta pora dan menyanjung para pembunuh cucu Rasulullah SAW yang mulia (Imam Husein As). Bahkan dengan menjadikan hari Assyura sebagai hari raya yang mana hal itu sama sekali tidak berdasar dari riwayat sohih manapun.
Adapun sikap Ahlusunnah wal Jamaah dan mereka adalah berada dalam Manhaj tengah² diantara dua penyimpangan diatas. yaitu tidak menjadikan Hari Assyura sebagai hari ratapan dan niyahah seperti orang² Rafidhi (syiah) dan tidak juga menjadikanya sebagai hari raya dan hari bergembira seperti orang² Nashibi (kaum pembenci Ahlulbait Nabi).
Namun Ahlusunnah wal jama'ah berada ditengah² diantara keduanya sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah SWT dan Rasulnya SAW. Pada hari Assyura yaitu dengan memuliakanya sebagai hari mulia di bulan haram, dengan brpuasa, berdoa, beristikharah kepada Allah, memperbanyak Istighfar dan taubat dari semua dosa serta mengharapkan Rahmat Allah SWT. Karena dalam hari Assyura itu ada sirr (rahasia) yang sangat agung.
📓 Dikutip dari kitab Ajwibah Addamighah Firadd Ala Aqaid Azzaighah Lil Allamah Al-Habib Zein bin Ibrahim bin Smith Hafidzahullah
http://t.me/ilmu_tareem
Tidak ada komentar:
Posting Komentar