STAI DARUSSALAM MARTAPURA
Ungkapan Cinta
Alhamdulillah, tiada ilah kecuali Allah. Laa haula wala quwwata illa billah, Puja puji hanya milik Allah. DariNYA mengalir ide-ide kreatif dalam berkesenian, Dialah Sang Sutradara tunggal penata lakon-lakon makhluk di semesta raya. Hingga tak satupun yang terjadi di atas muka bumi kecuali terbit dari keindahan Qudrat dan iradatNYA.
Shalawat dan salam kita persembahkan buat
seafdhal-afdhal makhluk dimuka bumi, Sang pelipur lara, idola jagad raya, aktor
terbaik yang pernah ada, uswatun hasanah kita, Rasulullah Nabiyyul ummah Muhammad
SAW. Jikalau tidak ada beliau semua rasa sirna hilang makna, aktifitas beku
membatu, pasif, sunyi tak ada suara-suara keindahan yang bisa kita nikmati di
semesta ini.
Kedamaian juga kita hantarkan bagi khalifah-khalifah Rasulillah, wali-wali Allah sang penjaga risalah penuntun ummah. Kepada mereka kita terus menadah berkah atas semua jasa-jasanya memberikan teladan luhur dalam dunia keindahan Ilahi. Bahwa, “ Seni bukan tujuan tapi alat menuju Tuhan “.
Amma ba’du, adapun kita keluarga besar Sanggar
Ar Rumi adalah pelaku yang paling bertanggung jawab atas apa yang sudah dilakukan
terhadap maju dan mundurnya seni budaya daerah yang religius. Merasa terpanggil
untuk mengumpulkan yang terserak dari tradisi-tradisi lisan ketulisan dalam
bentuk sebuah buku kecil yang kami beri judul AR RUMI ( sebuah organisasi, bukan ideologi ). Isi buku ini tidak ada hubungannya dengan
faham-faham, aliran-aliran maupun ajaran tertentu, tapi hanya membahas gerakan
sebuah organisasi yang bernama Sanggar Ar Rumi STAI Darussalam Martapura.
Berharap dari tulisan ringkas ini, tradisi
cinta, kasih sayang dan kerifan lokal dalam seni budaya dapat kita wariskan
turun temurun mulai dari pendiri Sanggar Ar Rumi, pindah generasi kegenerasi di
bawahnya, sekarang sampai akan datang, amiiiin.
Salam Budaya,
Keluarga Besar Sanggar Ar Rumi
Daftar Hati
1. Ungkapan
cinta.............................................................................................. i
2. Rumi I : Muqaddimah ........................................................................... 1
A. Setitik sejarah .................................................................... 3
B. Landasan berpijak ............................................................. 6
C. Visi dan Misi.....................................................................
3. Rumi II
: Pemaknaan..............................................................................
A. Kata Sanggar......................................................................
B. Arti Lambang.....................................................................
v
Perisai............................................................................
Ø
Bentuk perisai...........................................................
Ø
Dasar biru muda.......................................................
Ø
Tepi kuning kecoklatan.............................................
Ø
Ukiran perisai............................................................
v
Bulu Burung...................................................................
Ø
Dasar putih..................................................................
Ø
Tepi hitam....................................................................
4. Rumi III
: Buah Hati.....................................................................................
A. Teater..................................................................................
B. Sastra...................................................................................
C. Nasyid...................................................................................
D. Sinoman Hadhrah..................................................................
E. Madihin..................................................................................
F. Maulid Nabi...........................................................................
5. Rumi IV
: Managemen Organisasi....................................................................
A. SDM yang berkualitas................................................................
B. Loyalitas
yang tinggi.................................................................
v
Ada cinta di bilik Sanggar Ar Rumi.......................................
v
Menyebut diri mereka keluarga...............................................
v
Cenderung homuris..................................................................
v
Sanggar Ar Rumi adalah rumah kedua.....................................
v
Visi dan misi yang jelas............................................................
v
Ada AD/ART yang mengatur..................................................
v
Kepengurusan yang tepat.........................................................
v
Regenerasi yang bagus............................................................
6. Rumi V
: Ciri Khas Sanggar Ar Rumi................................................................
A. Salam budaya................................................................................
B. Salaman tangan..............................................................................
C. Panggilan Abang-adik, kaka-ading..................................................
D. Baju hitam putih..............................................................................
E. Kemeja Hitam……………………………………………………...
F. Slayer………………………………………………………………
7. Rumi VI
: Pandai Menempatkan Hati.........................................................................
A. Dengan Tuhan pencipta kehidupan..............................................
B. Dengan Rasulullah SAW..............................................................
C. Dengan Aulia Allah.............................................................
D. Dengan agama
islam..........................................................
E. Dengan NKRI..............................................................
F. Dengan STAI Darussalam.............................................
G. Dengan BEM STAI darussalam.....................................
H. Dengan UKM lain..........................................................
I. Dengan Pemerintah Daerah..........................................
J. Dengan DKD ( Dewan Kesenian Daerah )........................
K. Dengan Organisasi seni lain............................................
L. Dengan media massa.....................................................
M. Dengan sesama keluarga Sanggar Ar Rumi......................
8. Rumi VII
: Ruang Aktifitas..................................................................
A. Kegiatan yang pernah dilakukan...................................................
B. Kegiatan yang pernah dihadiri........................................................
C. Prestasi yang pernah diraih...............................................................
9. Rumi VIII
: Kesimpulan.............................................................................................
10. Lampiran
: AD/ART Sanggar Ar Rumi....................................................................
Foto
Kegiatan...........................................................................................
Rumi I
Muqaddimah
Tak terasa jarak yang kita tempuh makin jauh, jalan
yang kita pijak terus menanjak. Tiba-tiba kita sudah sampai di sini tepat di tempat
ini, dimana semua rasa berbaur jadi satu, minta rangkul, minta peluk dan cium
dengan gairah cinta pada keindahan. Ya benar, di teras ini asa bermuara, di ruang yang kita sebut rumah seni dengan
gerak imajinasi berputar-putar liar mengitari hati kita. Sanggar Ar Rumi
tepatnya, inilah rumah kita.
Rumah yang kita bangun dengan cinta dan air
mata, suka_duka, tangis_tawa menghiasi lembaran-lembaran pengabdian hati
diranah seni budaya. Tapi cukupkah itu?, tidak !!. Seandainya kita belum tahu
dan kenal lebih dalam seperti apa sebenarnya ruang gerak dan aktifitas Sanggar
Ar Rumi ketika melaksakan kegiatan seni budaya selama ini.
Berkaca dari hal inilah kami tergerak hati
untuk membedah lebih dalam segala hal yang berhubungan dengan Sanggar Ar Rumi. mulai
dari ; Sejarah berdiri, Landasan berpijak, Visi dan misi, Pemaknaan lambang, Buah
hati, Managemen organisasi, Ciri khas, Pandai Menempatkan Hati serta Ruang
Aktifitas dalam berbagai kegiatan yang dilakukan.
A. Setitik Sejarah
Ketika daya
nalar kita bergerak, mencari dan terus mencari bentuk yang diinginkan. Semua
potensi titipan Tuhan direspon dengan semangat kearifan diri. Kadang semangat
tersebut bergolak, menggelora dalam sanubari, minta refleksi dan proyeksi dalam
realitas kehidupan ini.
Sebuah lembaga
atau wadah bisa terbentuk menjadi solusi konkrit dari daya yang tak dapat ditahan
lagi, titik tolak kelahiran generasi baru, era baru, semua membawa harapan indah
bagi semua orang. Bukankah, tidak ada satupun kejadian yang kaluar dari
ketentuan Tuhan yang sudah direncanakan di alam yang tak terjangkau oleh indera
dan rasa ini.
Sanggar Ar Rumi, adalah salah satu bagian dari rencana cerdas
Tuhan itu. Dia lahir di saat orang-orang sudah menggenggam budaya materil
dengan eratnya, segala sesuatu selalu dinilai dari keindahan fisik, kebagusan
rupa dan keberlimpahan harta tanpa mau dan mampu melihat dari sudut hati nurani
yang hakiki. Pada akhirnya budaya kita yang relegius akan mudah luntur dan
pudar diterpa bengisnya angin zaman materialistis.
Syahdan, awal
bermula tepat tanggal 14 Januari 2004, sejarah itu terjadi. Bayi kecil, imut
dan menggemaskan lahir dari rahim sejarah disebuah tempat yang teduh, sejuk
dengan suasana religiusnya, STAI Darussalam tepatnya. Kemudian disapih, diasuh,
dibesarkan dan dididik oleh hati-hati yang penuh cinta dan kasih sayang,
Sanggar Ar Rumi mereka menamainya.
Kenapa Ar Rumi?
Kita flashback kebelakang, kala itu ada beberapa alternatif bakal calon nama dari
sanggar seni budaya yang baru lahir. Ada Al Ghazali, Abu Nawas, Ar Rumi bahkan
Palui sampai ular pun ada yang mengusulkan, tentu dengan alasan dan argumen
masing-masing yang sama bagusnya. Singkat kata, awal bermula dari pergolakan ideologi
dan sekian nama yang di rekomendasikan cuma satu nama yang membuat hati-hati
semua bertaut, mengerucut jadi satu, lalu membuat kesepakatan mesra, “ Ar
Rumi “ kita tahbiskan menjadi nama sanggar ini.
Nama ini
terinsfirasi dari seorang tokoh sufi pendiri tarekat maulawiah yang berpusat di
Turki Istambul yaitu syekh Jalaluddin Muhammad bin Muhammad al-Balkhi al-Qunuwi,
atau yang lebik akrab dipanggil Syekh Jalaluddin Ar Rumi. Lahir di Balkh
sekarang wilayah Afghanistan pada tahun 604 H bertepatan tanggal 30 September
1207. Tidak hanya seorang sufi, beliau juga dikenal sebagai mistikus ulung
penggubah syair-syair cinta pada Tuhan yang beliau ekspresikan lewat seni
tarian berdaya magis tinggi ( Whirling Dervish ) dipadu dengan gemericik
suara-suara musik yang syahdu mendayu, menggelora dan menyentuh hati setiap insan yang mendengar, menghayati
dan tenggelam dalam alunan cinta Rumi.
Kiranya tidak
salah bagi Sanggar Ar Rumi ingin menggali kembali segala sesuatu yang ada hubungannya
dengan semangat kereligiusan kultural dimana saat ini kita berpijak. Dan semoga dapat diterjemahkan dalam
kehidupan yang nyata. Terutama dalam bentuk keindahan seni. Baik dalam seni
teater, hadhrah, madihin, sastra, nasyid, musik atau pun bentuk keindahan yang
bernilai estetika tinggi, namun masih dalam ranah religius sebagaimana yang
sudah dicontohkan oleh insfirator Sanggar kita, Syekh Jalaluddin Ar Rumi.
Udient Adiezt dan Aziz Muslim siapa sidin? Mungkin banyak yang
tidak tahu dengan kedua tokoh sastrawan/seniman ini. Tapi beliau lah yang ikut
memberi warna dalam sejarah perjalanan Sanggar Ar Rumi. Sebelum Abang Udient wafat dan Abang Aziz
keluar daerah, mereka berdua selalu setia memberikan butiran sejuk keilmuan
baik rasio maupun spiritual. Dengan senang hati membina ading agar mampu
berjalan mengangkat kesenian di STAI Darussalam Martapura. Pada tanggal 13 Juni
2004 mereka berdua semakin mengokohkan Sanggar Ar Rumi pada acara LATAL I (apa
itu LATAL: baca terus nanti pasti ketemu aja kok.) dengan jumlah anggota 27
orang. Banyak lagi yang beliau ajarkan kepada sanggar Ar Rumi, beliau ada teman
sekaligus guru bagi Sanggar Ar Rumi. Jasa beliau selalu tersimpan di sanubari
Sanggar Ar Rumi.
B. Landasan Berpijak
Spiritualitas
cinta adalah landasan berpijak Sanggar
Ar Rumi, tentu spiritualitas cinta yang
berlandaskan islam rahmatan lil’alamin. Ibarat batang tubuh, landasan berpijak
adalah rohiahnya. Sebagus apapun tubuh lahiriah yang dimiliki seseorang tidak
akan ada manfaatnya tanpa roh yang menopang di dalamnya, kaku, beku tanpa rasa,
kering bahkan cenderung menakutkan.
Dengan
nilai-nilai spiritualitas cinta inilah, segenap keluarga besar Sanggar Ar Rumi meniupkan roh-roh islam rahmatan
lil’alamin di batang tubuh setiap kegiatan seni budaya yang dilaksanakan. Baik
dikala pembuatan naskah dan pementasan teater, karya sastra, nasyid, hadhrah,
madihin, acara maulidan dan seluruh kegiatan seni budaya yang dilaksanakan
Sanggar Ar Rumi.
Sehingga apa
yang ditampilkan lebih hidup, punya nyawa yang menggerakkan energi ketuhanan bagi
orang yang menyaksikan karya-karya Sanggar Ar Rumi. Ini yang diharapkan,
tebaran cinta pada Tuhan dan kasih sayang bagi semua orang memenuhi jiwa-jiwa
insan yang sudah sangat ingin dekat dan
rindu Tuhan, semoga.
C. Visi dan Misi
Sanggar Ar Rumi
adalah sebuah wadah atau tempat berkumpulnya orang-orang kreatif yang selalu
gelisah merangkai bisikan-bisikan hati untuk diwujudkan dalam bentuk karya
seni. Individu-individu yang aktif, reaktif dan inovatif melahirkan karya-karya
baru. Untuk mewujudkan itu semua Sanggar Ar Rumi harus memiliki visi dan misi
yang jelas.
1. Visi
Visi adalah suatu tujuan yang akan digunakan
sebagai target yang harus di capai Sanggar Ar Rumi. Adapun visi Sanggar Ar Rumi
:
Ø Untuk menggali dan menemukan bakat seni tiap
individu keluarga besar Sanggar Ar Rumi. Kemudian mengasah dan memolesnya
dengan latihan-latihan serta karya-karya yang dilahirkannya.
Ø Untuk menyalurkan hoby dan kreatifitas dalam
berkesenian.
Ø Untuk menjaga dan melestarikan seni budaya
Banjar.
Ø Untuk membentingi diri dari nilai-nilai budaya
yang kurang baik.
Ø Untuk menyebarkan pesan-pesan islami pada
setiap kegiatan yang dilaksakan.
2. Misi
Misi adalah hal-hal yang harus dilakukan untuk
mencapai satu tujuan ( visi ).
Ø Mencari SDM yang berkualitas di bidang seni
budaya dengan cara merima keluarga baru tiap tahunnya.
Ø Terus menambah dan menggali ilmu-ilmu yang
berhubungan dengan seni budaya baik dengan cara baca buku, ikut seminar dan
acara-acara lainnya.
Ø Sering silaturrahmi serta belajar langsung
pada praktisi seni, tokoh-tokoh seniman, sastrawan dan budayawan lokal maupun
nasional.
Ø Selalu aktif ikut atau sebagai pelaksana
acara-acara dan pentas-pentas seni baik teater, sastra, nasyid, hadhrah,
madihin dan semua acara yang berhungan dengan dunia seni.
Ø Bekerjasama dengan aktivis dan organisasi seni
ysng lain dalam melaksanakan kegiatan dan event-event keseniaan lokal maupun
nasional.
Ø Menjadikan pemerintah daerah atau dinas
terkait mitra sehati dalam kegiatan pelestarian budaya daerah.
Dari sekian bait-bait visi dan misi
tersebut, wal hal yang paling utama dan terutama yang diharapkan terjadi dalam
benak insan penghuni alam Sanggar Ar Rumi ialah ma’ rifat cinta kepada Tuhan
sang pemilik maha. Sebagai tujuan akhir yang mesti dicapai setiap masyarakat
yang hidup dalam lingkup keluarga ini. Keindahan bercinta dengan Tuhan itu lah
yang mesti di cari. Melebihi tersuratnya barisan huruf Masya Allah itulah keasyik-masyukan
cinta.
Rumi II
Pemaknaan
A. Kata SANGGAR
Tiap organisasi
apapun bentuknya pasti mempunyai tempat atau wadah dalam berkumpul untuk
mempermudah proses administrasi, menyusun program, serta sosialisasi ke dunia
luar sebagai basis atau kedudukan. Ada yang menyebutnya sebagai kantor,
sekretariat, sanggar dan sebutan lainnya.
Istilah Sanggar dipilih dari sekian banyak istilah
yang ada. Karena kata Sanggar sering
dipakai dan sangat identik dengan dunia kesenian, memiliki hubungan yang erat
dibanding dengan istilah yang lain.
B. Arti Lambang
Layaknya sebuah
organisasi, Sanggar Ar Rumi tentu memiliki lambang atau logo yang dapat
mencirikan organisasi tersebut, sebagai manifestasi dari maksud dan tujuan
Sanggar, yang tertuang dalam lukisan dan tulisan yang terdapat di dalamnya
serta kearifan makna yang terkandung dari arti lambang tersebut.
1.
Perisai
Perisai adalah hasil dari Olah daya masyarakat sejarah
yang erat kaitannya dengan tradisi dan budaya Kalimantan, yaitu etnik Dayak
sebagai suku asli orang Kalimantan. Benda-benda pusaka seperti Perisai, Mandau,
tumbuh sebagai bagian dari karya original penduduk setempat khusunya suku
Banjar.
Lambang Sanggar Ar Rumi mengambil bentuk perisai yang fungsinya
sebagai alat pelindung diri untuk menahan serangan senjata musuh. Diharapkan
pula, Sanggar Ar Rumi dapat menahan serangan kebudayaan materil, sekuler yang
tidak berdasarkan nilai-nilai spiritual agama islam serta dapat menangkal budaya
asing yang dapat merusak budaya daerah yang sudah menjadi kearifan lokal.
v Bentuk Perisai : Kedua ujungnya
membentuk kerucut, merupakan bentuk khas perisai Dayak Kalimantan, dengan
kiasan Sanggar Ar Rumi harus dapat melestarikan dan mengembangkan budaya asli
daerah dan merealisasikannya dalam bentuk apresiasi seni yang dilaksanakan.
v Ukiran : ukiran yang
ada pada kedua sisi perisai menuju ke arah tengah bermotif bunga serunai, sebagai
ciri budaya islam banjar yang menangkal budaya luar yang berdampak negative.
Selain itu menunjukkan keserasian estetika yang simetris. Diharapkan Sanggar Ar
Rumi dalam berkesenian selalu berpijak pada nilai-nilai keindahan yang menuju pada
titik inti yaitu keindahan Ilahi.
v Dasar biru muda : Biru memiliki arti
stabil karena itu warna langit. Meski kelabu dan mau turun hujan, kita tahu di
atas awan-awan itu warna langit tetaplah biru. Biru juga identik dengan warna
laut, apabila dipandang bisa memberikan rasa tenang, damai dan sejuk, efeknya
bisa meningkatkan konsentrasi kita.
Terinsfirasi dari
warna biru muda inilah Sanggar Ar Rumi dalam perjalanan kedepannya berharap
tetap stabil, tidak mudah goyah terombang-ambing oleh perjalanan waktu dan
himpitan zaman yang semakin bergerak maju. Tetap kuat bertahan, konsisten dalam
berkarya serta dapat melahirkan ide-ide baru dalam berkesenian yang
kehadirannya bisa memberikan energi positif bagi masyarakat sekitar.
v Garis Tepi : berwarna kuning
kecoklatan. Kuning bagi masyarakat Kalimantan sering diidentikkan sebagai warna
keramat, kemuliaan dan keberkahan. Sehingga kehadiran Sanggar Ar rumi dapat
membewa keberkahan dan manfaat bagi anggota yang berada di tengah-tengah
masyarakat umum.
Warna Coklat adalah warna dari kayu besi (
Ulin muda ), muda yang akan menjadi ulin tua dengan warna hitam dan menguat.
Diharapkan Sanggar Ar Rumi terus berkembang, berkiprah dalam segala hal untuk
mempersiapkan diri, menjadi kekuatan moril dalam pelestarian budaya dan seni
daerah, tidak mengenal kata stagnasi ( beku kretifitas ) dalam berkarya.
2.
Pena Bulu
Zaman sekarang sudah ada ballpoin, keyboad dan alat-alat tulis modern lainnya, beda dengan
zaman dahulu yang hanya menggunakan pena dari bulu untuk menulis. Tapi pada
esensinya sama saja digunakan sebagai alat untuk menulis sesuatu, baik ilmiah
maupun non ilmiah seperi karya-karya seni.
Karena Ar Rumi adalah Sanggar seni budaya, alangkah
eloknya kita mengingat kembali sejarah
penulisan dan alat yang digunakan untuk menulis zaman dahulu untuk
digunakan menjadi lambang sanggar kita. Dari filosufis pena bulu ini Sanggar Ar
Rumi berharap kepada setiap individu keluarga besarnya untuk mencintai kegiatan
tulis menulis apapun itu bentuknya, entah sastra, ilmu pengetahuan dan segala
sesuatu yang ada hubungannya dengan dunia berkesenian.
v Dasar putih
Putih tanda bersih, suci dan ikhlas. Dengan
harapan tiap kegiatan seni budaya yang dilakukan Sanggar Ar Rumi tidak termotivasi
dari sesuatu yang bisa merusak keikhlasan hati dalam bersikap, bertindak dan
berkarya.
v Tepi hitam
Hitam di luar, putih di dalam. Seperti inilah
hidup, Kadang sesuatu itu tampak buruk di luar tapi baik di dalam. Anggaplah
ini seni pembelajaran hidup bagi Sanggar
Ar Rumi untuk terus berbaik sangka pada Tuhan atas semua yang sudah, sedang dan
akan terjadi.
C.
Tulisan Ar Rumi
Kenapa letaknya di bawah lambang, tidak di
atas, samping kiri atau kanan. Bawah adalah sifat bumi, siap dijalani, diinjak
bahkan dilempari kotoran. Tapi lihat, semakin diinjak semakin kuat, semakin
diberi kotoran ( pupuk ) semakin subur. Begitulah harapan Sanggar Ar Rumi dalam
perjalanannya nanti, semakin banyak prestasi yang didapat semakin rendah hati,
semakin melimpah penghargaan yang diraih semakin tawadhu. Tidak tinggi
hati, tidak sombong bahkan lebih membumi, amiiiin.
Rumi III
Buah Hati
Sebagaimana anak yang lahir karena cinta orang
tua, Sanggar
Ar Rumi-pun lahir karena
cinta. Cinta pada keindahan yang bersumber dari Tuhan, kemudian diformulasikan
dengan berbagai macam ide-ide kreatif dan inovatif, dari manifestasi itu pula
lahir anak-anak yang ada di dalamnya :
A.
Teater
Apapun
bentuknya, dari manapun asalnya, hitam-putih hanya sebuah warna. Baik-buruk
hanya rupa yang membingkai bentuk luar. Sedangkan segala sesuatu tidak dilihat
dari luarnya saja, tapi jauh menusuk ke dalam hati seperti bunyi hadis Nabi : “Sesungguhnya
Allah tidak memandang bentuk dan rupa-mu, melainkan hati-mu” ( HR. Imam
Muslim ).
Teater yang berasal dari bahasa Yunani diambil dari kata theatron ( gedung
pertunjukan ) yang berarti segala sesuatu dengan konsekuensi ada pemain dan
pementasan. Teater identik dengan acting ( olah lakon ) yang dibingkai
dengan cerita-cerita dan dipentaskan di atas panggung serta disaksikan oleh
penonton. Di Sanggar Ar Rumi, teater tidak hanya menjadi ajang kreatifitas
tatapi juga menjadi lahan dakwah, menyampaikan pesan-pesan Tuhan dengan samar
dari cerita yang dipentaskan.
Melihat sisi kemanusiaan yang suci dari tatanan alam semesta yang
meliputinya, timbul sebuah gagasan ( idea ) untuk meminiaturkan alam semesta
dalam sebuah panggung. Dimana baik-buruk, kebencian, kedengkian, cinta, tawa,
bertumpah ruah menjadi satu keindahan di atas panggung teater atau biasa
dikenal dengan panggung sandiwara ( teater )
B.
Sastra
Dari sekian
banyak keindahan yang dicipta Tuhan di alam semesta ini, sastra adalah salah
satu bagian dari keindahan tersebut. Betapa tidak, dari keindahan susunan kata-katanya
yang sarat dengan makna dari diksi ( pilihan kata ), rima, cara penyajiannya,
sampai pada wujudnya sendiri selalu dihiasi dengan keindahan. Ada yang
mewujudkan sastra dalam bentuk Novel, Roman, Cerpen, Puisi, Syair, Pantun,
Gurindam dan lain sebagainya. Semuanya adalah produk imaji dan intuisi dari
pelaku keindahan (seniman dan sastrawan).
Sumber
keindahan, bunyi, irama ataupun susunan kalimat, sangat erat hubungannya dengan
keindahan Al-Qur’an, Wahyu Samawi yang diturunkan Allah Swt kepada tokoh
pencerah peradaban, yakni baginda Rasulullah Saw, sehingga banyak dari
tokoh-tokoh dunia Islam yang mencontohkan dan menterjemahkan keindahan Al Qur’an
ini dalam bentuk syair-syair dan keindahan lainnya.
Seperti
syaikhuna Jalaluddin Ar Rumi ( Tokoh spiritual, Inspirator Sanggar Ar
Rumi ) dengan karya puisinya “Matsnawi
dan Diwan Syamsi Tabriz”, Fariduddin
Attar pengarang Manthiquthair, dan juga Ibnu Araby pencetus faham Wihdatul
Wujud seorang tokoh sufi dari negeri spanyol banyak memuat syair-syair ( puisi )
dalam karya-karya fenomenalnya. Imam Al-Ghazali ( hujjatul Islam ),
Imam Mujtahid yang empat ( Maliki, Hanafi, Syafii dan Hambali ), Imam Muhammad Al
Bushiri ( pengarang Burdah ), Hamzah Fansuri ( penerus faham Ibnu Araby di
Indonesia ). Syeikh Muhammad Arsyad Datu Kelampaian mencipta syair-syair yang
memuji guru spiritualnya Syaikh Muhammad Samman Al-Madani yang dikolaborasikan
dengan hentakan terbang, Datu Sanggul ( seorang Teman dari Syaikh Muhammad
Arsyad ), yang semuanya sudah menciptakan peradaban dan menjadi penerus
kebudayaan syair-syair profetik ( Syair-syair
Sufi ) yang bagi orang Indonesia dialih bahasakan Syair menjadi Puisi dengan
tujuan yang tidak jauh beda, yaitu melembutkan hati dan mendekatkan diri pada
Tuhan Pencipta Alam Semesta.
C.
Nasyid
Salah satu
bentuk kreatifitas dan inovatifnya insan, lahirlah Nasyid. Yaitu olah vokal ( menyayi
) dengan liriknya banyak diambil dari pesan-pesan Al-Qur’an, Hadis maupun
syair-syair dari tokoh-tokoh sufi dunia Islam. Terkadang juga diiringi dengan
alat-alat musik atau hanya dengan suara mulut yang dibunyikan menyerupai suara
alat musik ( Acapella ).
Seni Nasyid
berhasil memodifikasi media dakwah yang selama ini kaku, beku nyaris tidak ada
nilai kreatifitasnya dirubah menjadi sesuatu yang santai, gaul dan funky bagi
anak muda. Suatu terobosan baru bagi dunia dakwah Islam dan juga dapat
dimanfaatkan bagi Sanggar Ar Rumi dengan sebaik-baiknya.
D. Hadhrah
Masyarakat Banjar menyebutnya Sinoman Hadhrah,
seni tradisional islam khas Banjar yang diiringi tari-tarian menggunakan putaran
payung ubur-ubur ( lambang keagungan dalam kehidupan tradisional masyarakat Banjar
), indah berpadu dalam ritmis pukulan musik terbang ( rebana ), mesra mendayu dengan
syair puji-pujian untuk Allah, Rasulullah dan Aulia Allah serta papadah-papadah
agama.
Dulu Sinoman Hadhrah sering ditampilkan dalam
berbagai macam acara yang bernuansa keagamaan seperti sunatan, perkawinan atau penyambutan
tamu-tamu kehormatan. Tapi sekarang penggunaan kesenian ini sudah mulai
berkurang, sehingga Sanggar Ar Rumi tergerak hati untuk terus merawat dan
melestarikannya dalam khazanah budaya Banjar.
E. Madihin
Madihin (berasal dari
kata madah dalam bahasa arab yang berarti "nasihat", tapi
bisa juga berarti "pujian") adalah sebuah genre puisi dari suku Banjar. Puisi rakyat anonim bergenre Madihin ini cuma ada di
kalangan etnis Banjar di Kalsel saja.
Bisa dimainkan oleh satu orang atau lebih diiringi dengan pukulan terbang yang
sangat khas dengan bahasa Banjar yang sangat kental.
Jika
dilihat dari bentuk dan jenisnya maka madihin sebagai kesenian tradisional
masyarakat Banjar dapat digolongkan kepada jenis sastra lama (tradisi lisan) yang
berbentuk puisi atau pantun. Akan tetapi walaupun demikian madihin sendiri
mempunyai karakteristik yang cukup unik, sebab ia merupakan perpaduan dari tiga
unsur seni, yakni seni suara ( syair/lagu ), seni musik dan seni gerak (mimik)..
Madihin
dituturkan sebagai hiburan rakyat untuk memeriahkan malam hiburan rakyat ( bahasa
Banjar Bakarasmin ) yang digelar dalam rangka memperingati
hari-hari besar kenegaraan, kedaerahan, keagamaan, khitanan, menghibur tamu
agung, menyambut kelahiran anak, pasar malam, penyuluhan, perkawinan, pesta
adat, pesta panen, saprah amal, upacara tolak bala, dan upacara adat membayar
hajat ( nazar ).
Madihin ini
merupakan warisan budaya leluhur masyarakat Banjar yang harus kita pelajari,
dalami, jaga dan lesrikan di tanah banua. Dan Sanggar Ar Rumi mengambil peran
dalam upaya pelestarian adat budaya itu sebisa yang kita mampu.
F. Maulid
Nabi
Maulid terkadang disebut juga maulud ( bahasa
Arab ) atau muludan ( bahasa Banjar ) yang berarti peringatan hari
kelahiran Nabi Muhammad SAW dan di indonesia jatuh pada tanggal 12 Rabiul awal
tiap tahunnya. Zaman sekarang terjadi pergeseran waktu dalam hal pelaksanaan,
maulid tidak mesti dilakukan pada tanggal kelahiran Rasulullah saja tapi bisa
dilakukan sembarang masa, tiap hari, mingguan, bulanan atau tahunan ( yang
Akbarnya ) pada bulan Rabiul awal.
Khusus daerah Banjar Maulid Nabi identik
dengan pembacaan kitab-kitab sejarah perjalanan Rasulullah SAW ( baik kitab Al
Barzanji, Diba’i, ‘Azab maupun Simthuddurar/Al habsyi ), yang berisi lantunan
shalawat nabi, jabaran keistimewaan yang berhias akhlak- akhlak terpuji beliau
mulai lahir sampai dipanggil kehadhrah Allah SWT. Berpadu dengan syair-syair
pujian bagi Allah, Rasulullah dan aulia Allah serta di iringi hentakan pukulan
terbang dengan nada dan ritme yang menyentuh kerinduan kita pada Rasulullah
SAW.
Bagi kita Maulid Nabi adalah rohnya Sanggar Ar
Rumi, kegiatan cinta yang terus dikobarkan, dilakukan dan dirutinkan setiap
waktunya. Dengan satu pengharapan, semoga balutan cinta kita disambut
Rasulullah SAW dengan hati yang penuh cinta pula, pada akhirnya Allah Sang
pemilik kehidupan akan mencucurkan rahmat dan cintanya pada kita semua. Maka
berkahlah seluruh kegiatan seni budaya yang dilakukan, amiiin..
G. Pengembangan Diri
Tidak
semua orang mampu menjadi pekerja seni atau mempunyai keahlian di bidang seni.
Terkadang karena seorang insan merasa tidak mempunyai bakat kesenian ia menjadi
minder akhirnya menyebabkan keapatisan terhadap seni itu sendiri. Cenderung
menganggap seni itu tidak berguna dengan kehidupannya nanti. Kecenderungan itu
lah yang bisa mengakibatkan kematian bakat alamiahnya sendiri karena tidak
mempunyai jalan arah tujuan.
Pengembangan diri yang dimaksud adalah Sanggar
Ar Rumi berusaha semaksimal mungkin kepada seluruh masyarakatnya agar mempunyai
kemampuan, keahliah, skil serta kreatifitas diluar bidang seni atau yang
berdekatan dengan seni. Dengan di bekali keahlian yang sesuai
dengan bakat alaminya sendiri. Hal itu kemungkinan bisa menghilangkan rasa
ketidak perdulian dalam dirinya terhadap hal-hal yang dianggapnya tidak
penting.
Tidak
semua orang mempunyai bakat seni tapi tiap manusia pasti di beri oleh Allah SWT
keahlian yang berbeda-beda. Entah itu pemikiran maupun tenaga. (nangkaya
patukangan palistrikan, tamasuk tukang suruh-suruh nintuh kada sabarataan bisa
kalu). Nah disinilah peran Sanggar Ar Rumi berusaha menggali bakat
pribadinya serta dengan sepenuh hati mencoba mengembangkan dan memfasilitasi.
Sehingga ketika menjalani kehidupan dewasa nanti ia sudah mempunyai keahlian
sendiri yang bisa di aplikasikan untuk kehidupannya sendiri.
Rumi IV
Managemen Organisasi
Baik dan buruknya sebuah organisasi dipandang
dari baik dan buruknya managemen ( cara mengelola ) orang-orang yang ada di
dalam organisasi tersebut. Sanggar Ar Rumi akan terus maju berkembang, utuh
bertahan, jadi legenda dalam sejarah seni budaya dan dicatat dengan tinta emas peradaban
apabila ada ;
A. SDM yang berkualitas, tidak hanya mampu tapi
mau belajar
Kualitas
seseorang itu bukan bakat alami yang hanya dimiliki oleh segelintir orang saja,
tapi hasil dari didikan dan tempaan ilmu pengetahuan yang dipelajari. Semua
orang bisa meraihnya asal ada kemauan untuk memperdalam dan mengamalkan ilmu
yang sudah didapat.
Contoh Sanggar
Ar Rumi, kualitas SDM tidak langsung didapat
dan sekali jadi tapi seiring dengan waktu yang berjalan mulai dari belajar teori-teori
kesenian, menguasai ilmu managemen organisasi sampai praktik langsung di lapangan
melalui kegiatan dan jabatan yang di amanahkan.
Bahkan,
terkadang kualitas sebuah organisasi hasil dari kekurangan tambah kelebihan yang
saling melengkapi, tutup menutupi satu
dengan yang lainnya. Sampai menjadi kekuatan yang utuh, solid, kuat karena
bekerja bersama. Akhirnya untuk menemukan SDM yang berkualitas cari orang-orang
yang mau bersinergi, bekerjasama dan punya semangat tinggi untuk belajar.
B. Loyalitas orang-orang yang ada di dalamnya,
saling bekerjasama dengan kompak untuk mencapai tujuan bersama yang sudah
direncanakan. Untuk menumbuhkan semangat loyalitas yang tinggi Sanggar Ar Rumi
memupuk tiap individu anggotanya dengan ;
1. Ada cinta di bilik Sanggar Ar Rumi
Jangan salah faham, ini bukan cinta dengan
lawan jenis apalagi dengan sesama jenis, hehehe. Ini adalah cinta yang
menggelora di lubuk-lubuk hati kita pada Sanggar Ar Rumi. Cinta itu nampak
terlihat ketika ;
Ø Bekerja dengan ikhlas yang datang dari hati
terdalam, tanpa mengharap balasan, keuntungan, imbalan atau adanya tekanan,
paksaan dari orang lain. Bagi Sanggar Ar Rumi haram hukumnya mencari duit, hujungan
dari kegiatan yang dilakukan untuk kepentingan pribadi.
Ø Budaya memberi bukan meminta, dengan semangat “
Apa yang bisa kuberi bukan apa yang bisa kudapat dari Sanggar Ar Rumi “.
Apabila sifat memberi mendarah daging di keluarga kita Maka Sanggar Ar Rumi
akan tumbuh subur, besar dan rimbun dengan segala kegiatan dan prestasi yang
didapat.
2. Menyebut diri mereka “ keluarga”
Kenapa keluarga? Tidak kelompok, komunitas
atau sebutan lainnya. Karena sebutan keluarga terasa lebih enak didengar telinga,
lebih dekat dirasa dan lebih erat di sanubari. Jiwa-jiwa yang terserak
seakan-akan hancur menyatu jadi satu, tiada aku- ikam, senior joniur lebur menjadi kaka- ading, abang-adik.
Dari sinilah tumbuh rasa badangsanakan,
sarantang-saruntung, seiya sekata, samuak saliur, senasib
sepenanggungan, ibarat makan sepiring berdua ( sadaun sabarataan ),
secangkir bergantian. Tidak ada superior dikeluarga kita, sok pintar, otoriter,
asa pambisanya, pina paiyanya, kerja sendiri, gawi borongan, yang
tumbuh hanya semangat kebersamaan, saling berbagi, nasehat menasehati, tolong batolongan,
bahu membahu, bergandengan tangan membesarkan Sanggar Ar Rumi.
Andai ada duri atau batu kerikil penghalang
jalan, anggaplah itu sebagai hiasan keindahan. Dan andai ada masalah menghimpit
perasaan antara kita atau datang dari luar keluarga Sanggar Ar Rumi,
cepat-cepatlah buka hati untuk mencari titik temu yang paling bijak dalam forum
musyawarah mufakat. Ingat !!, kita adalah satu keluarga yang diikat dengan tali
suci persaudaraan, bukankah sesama saudara dilarang saling bacakut,
bararangutan apalagi sampai bakalahian.
Kalau rasa kekeluargaan ini sudah mendarah
daging maka setiap kegiatan yang berat jadi ringan, susah jadi mudah, rintangan
jadi tantangan, halangan jadi harapan karena dilakukan bersama-sama dengan hati senang
dan gembira, semoga.
3. Cenderung humoris
Sifat bagagayaan, bercanda disetiap
kesempatan dalam sebuah organisasi tidak dilarang asal dalam batas-batas
kewajaran dengan kesepakatan tidak boleh tersinggung, dendam dan mengeluarkan
kata-kata kasar yang bisa melukai hati
keluarga kita sendiri.
Intinya, dengan sifat humoris yang ada di
lingkungan keluarga besar Sanggar Ar Rumi membuat suasana beku mencair, tidak
kaku, tegang dan mencekam, serba salah apa yang harus dilakukan. Terganti
dengan suasana senang, gembira, ramai dengan canda tawa.
Sehingga seluruh keluarga besar Sanggar Ar
rumi tidak merasa bahwa mereka sedang berorganisasi tapi asa bakakawanan
banarai, santai, enjoy dan terus mengalir seperti mengalirnya air. Kegiatan
demi kegiatan silih berganti dilaksanakan dengan senang hati tanpa ada beban,
paksaan maupun tekanan yang menghimpit perasaan.
4. Sanggar ( sekre ) adalah sarang, rumah kedua
Bagi seluruh keluarga besar Sanggar Ar Rumi
sekre layaknya sebuah rumah, di situ mereka ngumpul, parkir kendaraan,
meletakkan barang-barang, beraktifitas, bersenda gurau, makan minum, beristirahat.
Dibenak mereka, tak afdhal rasanya jika sehari tanpa mampir ke Sanggar Ar Rumi,
kata sebagian yang lain ; kada sampai kampus lagi bila kada singgah ka
Sanggar walau satumat. Buatlah Sanggar Ar Rumi itu sasak, hibak
dengan bau ide-ide kreatif yang tercium dari kepala Kaka-ading, Abang-adik yang
selalu berbaur di rumah yang kita cintai ini.
5. Visi dan misi yang jelas
Tanpa ada misi yang jelas maka visi tidak akan
pernah tercapai. Maka dari itu visi dan misi sangat berkaitan erat satu sama
lainnya. Kembali ke Rumi I, maka itulah visi dan misi yang akan
dilaksanakan oleh semua keluarga besar Sanggar Ar Rumi dari masa kemasa.
6. Ada AD/ART yang jelas
AD/ART adalah Undang-Undang yang mengatur
jalannya sebuah organisasi. Maka fahami, patuhi dan laksanakan peraturan
tersebut dengan sebaik-baiknya. Untuk lebih
jelasnya, lihat AD/ART ( sebagaimana terlampir ).
7. Kepengurusan yang tepat
Untuk membantu jalannya organisasi dan
tercapainya visi dan misi yang sudah ditetapkan maka dibentuklah kepengurusan
melalui mekanisme pemilihan ketua umum, wakil ketua umum, sekretaris, bendahara
umum dan divisi-divisi yang ada di bawahnya dengan cara musyawarah mufakat.
Adapun tugas dan tanggung jawab pengurus dapat dilihat di AD/ART Sanggar Ar
Rumi ( sebagaimana terlampir ).
8. Regenerasi yang bagus
Sebuah organisasi akan tetap eksis, terus
bertahan dan berjalan baik apabila ada regenerasi yang bagus di dalamnya
melalui kaderisasi penerimaan anggota keluarga baru tiap tahunnya. Sehingga
kemampuan, keahlian, cinta dan semangat meneruskan jalannya organisasi dapat
diwariskan dari masa ke masa pada generasi yang hadir setelahnya. Untuk
mencapai itu semua Sanggar Ar Rumi melakukan pendidikan dan pelatihan dasar
seni budaya yang dibagi menjadi dua ;
a. Pra LATAL adalah pendidikan dan pelatihan
dasar berkesenian baik teater, sastra, hadhrah, madihin, olah vokal, olah
tubuh, olah pernafasan dan hal-hal yang berhubungan dengan seni budaya lainnya.
Materi dibagi menjadi dua porsi, 75% teori 25% praktik. Acara biasanya
dilaksakan hanya satu hari dan dilakukan
dalam ruangan.
b. LATAL adalah pendidikan dan pelatihan lanjutan
dengan materi yang lebih luas dari Pra LATAL, 75% praktik 25% teori. Dilaksanakan
di luar ruangan langsung di lokasi alam bebas. Acara dilaksanakan tiga hari dua
malam, diakhiri dengan pengokohan keluarga baru Sanggar Ar Rumi dan mulai saat
itu berhak menggunakan nama Rumi dibelakang namanya.
Selebihnya sebagian fungsi dari Pra Latal dan Latal sebagai media
mendekatkan seluruh masyarakat latal (peserta & panitia), bersatunya air mata masyarakat latal menjalin ikatan tali persaudaraan. disinilah
mulai terbentuknya cinta didalam hati sehingga rasa saling menghormati dan
saling menghargai serta melindungi baik nang tuha lawan nang anum tertanam dalam, hingga membuahkan Keluarga Besar yang baru di Sanggar Ar Rumi sehingga
menghilangkan aspek senioritas akan tetapi menjadi Dangsanak.
Rumi V
Ciri-ciri Khas Sanggar Ar Rumi
Seseorang
dikenal karena ada ciri khas yang
membedakan dia dengan yang lainnya. Begitu juga Sanggar Ar Rumi dikenal
karena berbeda dengan organisasi lainnya. Di antara ciri-ciri khas tersebut
adalah ;
A.
Penggunaan kalimat “ Salam Budaya”
Tentu setelah
mengucapkan salam yang disyari’atkan agama islam. Salam ini digunakan secara
lisan, ketika bertemu sesama keluarga Sanggar Ar Rumi, seniman, sastrawan mupun
penggiat dunia seni lainnya. Atau tulisan, baik ketika menulis surat menyurat,
proposal, pemberitahuan, pengumuman dan segala sesuatu yang berhubungan dengan
duni tulis menulis. Di dalam diri sanggar Ar Rumi pun
mempunyai sebuah keunikan. Berbeda dengan penggiat seni yang lain yang
mengangkat kepalan tangannya keatas ketika mengucapkan salam. Sanggar Ar Rumi
melakukan itu dengan cara yang berbeda yaitu dengan mengangkat tangan dengan
menyatukan ujung jempol dan ujung jari telunjuk (membentuk lingkaran). Sedangkan
jari lain dibebaskan lepas tanpa diperintah untuk mengepal. Bukan berarti hal
ini tidak mempunyai arti. Hal ini berkaitan dengan surah Al Ikhlas. Baca saja
artinya kalian pasti akan mengerti.
B.
Bersalaman tangan
Bersalaman
berasal dari kata salam arti selamat. Caranya seperti yang dilakukan kebanyakan
orang tapi diakhiri dengan menjabat ibu jari dari orang yang kita salami.
Secara psikologis hal ini bila dilakukan bisa memberikan efek positif dari orang
yang kita salami, lebih akrab, rasa badangsanakan, timbul rasa saling
percaya dan mempercayai.
C.
Panggilan Abang-adik atau kaka-ading
Sudah menjadi
kebiasaan di Sanggar Ar Rumi bagi keluarga yang lebih tua dipanggil Abang atau
kaka dan yang lebih muda dipanggil Adik atau ading. Tiada hal lain ini
dilakukan dengan tujuan lebih mengakrabkan dan menumbuhkan rasa badangsanakan
sesama keluarga besar Sanggar Ar Rumi.
D.
Baju Kaos hitam putih
Hitam putih
mewakili karakter dan sifat manusia, ada baik, ada jahat, kadang sedih, kadang
senang, silih berganti datang dalam kehidupan insan. Terinsfirasi dari warna
inilah Sanggar Ar Rumi mencoba menterjemahkan kehidupan yang ada dalam bentuk selembar baju. Hitam di kiri, putih di kanan hal ini
menyatakan bahwa yang jahat itu berada di jalur kiri yang salah ( perbuatan yang
tidak diridhai Tuhan ), sedang yang baik itu berada di jalur yang benar (
perbuatan yang diridhai Tuhan ).
E.
Baju Kemeja Hitam
Keindentikan orang yang penggiat
seni itu selalu di cap orang amburadul, tanpa aturan atau bebas. Entahlah!
Selama ini begitulah konotasi negatif yang semayamkan secara turun-temurun.
Disini Sanggar Ar Rumi pun mencoba menghilangkan sugesti seperti itu. Sanggar
Ar Rumi pun bisa tampil rapi tanpa meninggalkan ciri khasnya baik pada acara
formal maupun informal. Kenapa harus warna hitam saja?.supaya nyaman di
tapas banare walae, kada parigat lakunnya tieh..wkkwkwkwkwkwk. Pemilihan
warna hitam bukan sekedar kebetulan saja. Ribuan perdebatan telah menyaksikan
hadirnya warna ini. Alasan pertama selain nyaman di tapas warna hitam
memang sangat dekat dengan seni. Kedua dengan harapan seluruh anggota terus bertafakkur jangan merasa lebih
baik atau merasa lebih bersih dan lebih putih hati dari orang lain. Setidaknya
menyadari manusia itu pasti ada kekhilafan dalam tiap harinya.
F.
Slayer
Dulu slayer memang hanya di pakai
oleh organisasi tertentu saja. Tapi Sanggar Ar Rumi mencoba hal yang baru (kadanya
panurutan pang lah), tapi memandang fungsi dari slayer itu sendiri. Apa
garang fungsinya?. Hampir sama dengan yang lainnya slayer adalah alat multifungsi untuk kegiatan didalam ruangan maupun diluar baik
sifatnya fashion maupun insidentil. Tidaklah lupa ini juga trend anak organisasi zaman sekarang. Tapi dengan
membubuhi lambang Ar Rumi maka itu menjadi ciri khas bahwa Ar Rumi juga mampu
beradaptasi dengan semua elemen/generasi. tidak akan pernah ketinggalan dengan
sanggar atau organisasi lainnya tanpa
meninggalkan fungsi utamanya.
Rumi VI
PANDAI MENEMPATKAN HATI
Orang pandai disuka orang, minimal tidak
dibenci. Ini harapan kita sebagai pelaku seni, terutama bagi Sanggar Ar Rumi.
Maka pandai-pandailah menempatkan hati dan diri di tengah-tengah aktifitas
kita, terlebih lagi ;
A. Dengan Tuhan Pencipta Kehidupan
Sanggar Ar Rumi
menempatkan Tuhan di atas dari segala-galanya. Karena Dia adalah Sang Pengatur
( sutradara ) kehidupan yang sebenarnya. Satu-satunya penata lakon dalam
panggung kehiduan dunia, ada yang kebagian peran baik, ada juga yang buruk semua berjalan mengiringi
takdir masing-masing.
Tuhan adalah
satu-satunya kreator terbaik di alam semesta, Sang Maha kreatif, inovatif mencipta sesuatu yang belum ada menjadi ada. Lihatlah,
sesuatu itu nampak bagus dan indah karena campur Tangan Tuhan yang memolesnya.
Begitu sebaliknya, sesuatu menjadi buruk dan menjemukan karena Tuhan yang
menetapkannya.
Maka dari itu Sanggar Ar Rumi dalam setiap
kegiatan yang dilaksakan dan karya yang
dihasilkan selalu bermuatan nilai-nilai keTuhanan di dalamnya. Sebagai
ungkapan rasa syukur atas nikmat berkesenian dan sebagai media dakwah amar
ma’ruf nahi munkar bagi diri dan orang lain.
B. Dengan Rasulullah SAW
Kita sama tahu,
Rasulullah SAW adalah aktor ( pameran ) terbaik yang pernah ada di panggung
kehidupan dunia ini, dari dulu, sekarang sampai akhir zaman. Sehingga tak salah
kalau Sanggar Ar Rumi menjadikan beliau idola dan teladan utama dalam menjalani
hidup dan penghidupan, terutama dalam kegiatan seni budaya yang diwujudkan
dengan sering memuji-muji beliau melalui acara maulidan yang rutin
dilakukan.
C. Dengan Aulia Allah
Ingat !!!,
penamaan Sanggar Ar Rumi terinsfirasi dari nama tokoh sufi Jalaluddin Ar Rumi
seorang wali Allah, ahli sastra, penyair sufi yang sulit dicari bandingnya di
zaman ini. Beliau menjadikan seni budaya hanya sebagai alat untuk taqarrub pada
Tuhan bukan tujuan akhir. Berharap dari itu, semoga Sanggar Ar Rumi mampu
mewarisi jalan yang sudah dicontohkan beliau, amiin.
D. Dengan agama islam
Tiada nikmat yang
lebih indah dan agung selain nikmat iman dan islam. Terlahir sebagai seorang
muslim di lingkungan dan pendidikan yang islami pula. Kawan, sahabat, sanak
saudara dalam naungan agama yang sama, islam rahmatan lil’alamin. Agama
pencerah pambawa panji-panji Rasulullah untuk semua umat manusia. Alhamdulillah
adalah kata terindah yang kita persembahkan atas semua nikmat yang sudah diberi
Tuhan, kemudian kita terjemahkan pada berbagai kegiatan keagamaan seperti ;
ikut meramaikan dan memeriahkan syi’ar-syi’ar islam dalam peringatan HBI ( Hari
Besar Islam ) yang diadakan di daerah kita.
E. Dengan NKRI
Bangga kah kita
ketika mendengar Indonesia, tentu bangga bukan?. Ini negara kita, tumpah darah kita,
tanah air kita. Negara merdeka, berdaulat yang sudah diakui dunia. Tapi sudahkah
kita cinta dengan negeri ini? Bukankah ; “hubbul wathan minal iman”,
cinta pada bangsa dan negara sebagian dari iman. Kalau cinta, buktikan dengan
sumbahsih kita dengan ikut memeriahkan kegiatan pada perayaan Hari Besar
Nasional yang diadakan pemerintah daerah ataupun pusat.
F. Dengan STAI Darussalam
Kita lahir di
sini, tumbuh besar dilingkungan STAI Darussalam. Dulu ketika Sanggar Ar Rumi
baru dibentuk dan diakui keberadaannya oleh pihak kampus, kita tak punya rumah
tempat beraktifitas maka STAI Darussalam yang memberi dan membikinkan
sekretariat buat kita. Oleh karena itu, jangan sekali-kali lupakan sejarah ;
hormati, harumkan institusi STAI Darussalam dengan kegiatan dan prestasi yang
kita raih.
G. Dengan BEM STAI Darussalam
Sanggar Ar Rumi
hanyalah salah satu UKM ( Unit Kegiatan Mahasiswa ) yang di bawah BEM.Maka
bekerja samalah dengan cara yang paling elok dengan BEM, jangan keluar dari
aturan-aturan yang sudah ditetapkan mereka.
H. Dengan UKM lain, baik intra maupun ekstra kampus
Kita dengan UKM
lain ( intra atau ekstra ) kampus adalah bersaudara. Dengan mereka ;
bersilaturrahmilah, saling hormat menghormati, tanggalkan ego kita, jangan
arogan dan sedapat mungkin bekerjasama dengan profesional dengan mereka.
I. Dengan Pemerintah Daerah dan Dinas Pariwisata
Ibarat dua sisi
mata uang yang berbeda tapi punya fungsi masing-masing. Maka PEMDA sangt
membantu terlaksananya sebuah acara yang dilaksanakan oleh Sanggar Ar Rumi
terutama dalam hal bantuan pendanaan. Sedangkan Dinas Pariwisata dalam hal
pembinaan, pelatihan dan kemitraan pada kegiatan seni budaya yang dilakukan.
Pererat lagi hubungan dengan keduanya.
J. Dengan DKD ( Dewan Kesenian Daerah )
DKD adalah
rumah tempat beraktifitasnya para penggiat, praktisi, seniman, sastrawan,
budayawan dan pencinta seni. Sering-seringlah
bersilaturrahmi dengan mereka, bergaul, belajar serta bekerjasama dengan mereka
akan menambah wawasan, pengalaman serta kualitas dari seni budaya yang kita
lakukan.
K. Dengan organisasi seni budaya lain
Meraka adalah
mitra sehati kita dalam kegiatan dan pelestarian seni budaya daerah. Jaga
silaturrahmi dan bersinergilah pada tiap acara yang dilaksanakan, undang dan
ikut aktif dalam kegiatan yang dilakukan bersama.
L. Dengan masyarakat umum
Ar rumi adalah
sanggar kampus, tapi medan beraktifitasnya tidak harus di lingkungan kampus saja
karena Sanggar Ar Rumi adalah milik semua orang. Tidak elok rasanya andai
masyarakat sekitar tidak merasakan manfaat kehadiran kita di lingkungan mereka.
Terima dan beri tontonan terbaik bagi mereka dari karya seni kita, jika ada
undangan yang datang.
M. Dengan Media Massa ( Koran, TV, Radio )
Supaya dakwah
seni budaya kita sampai ke khalayak ramai, masyarakat umum tahu keberadaan
Sanggar Ar Rumi tentu bantuan dari pemberitaan media massa suatu keniscayaan
yang harus kita lakukan. Maka undanglah, ajaklah mereka ( wartawan ) terlibat
langsung dalam kegiatan yang kita lakukan.
N. Dengan sesama keluarga Sanggar Ar Rumi
Sebagaimana
yang sudah kita rasakan dan sepakati bersama, kita adalah keluarga sehati
seperasaan, sejiwa sebadan, senasib sepenanggungan. Ingat nasehat bijak
bestari, ringan sama dijinjing berat sama dipikul, berdiri sama tinggi duduk
sama rendah. Tidak ada beda satu dengan yang lain karena kita satu dan
menyatu, sama seperti anggota tubuh yang utuh, satu sakit maka seluruh anggota
yang lain merasa juga, begitu sebaliknya satu bahagia maka bahagialah
seluruhnya. Itulah kita, Sanggar Ar Rumi dari mulai berdiri, sekarang dan
insyaAllah sampai selamanya terus berkasih sayangan, amiin ...
Rumi VII
RUANG AKTIFITAS
Sebuah organisasi baru bisa diakui dan
dirasakan kehadirannya apabila ada aktifitas dan manfaatnya untuk kita dan
orang lain yang ada di sekitar organisasi tersebut. Untuk itu Sanggar Ar Rumi
selalu mendokumentasikan tiap kegiatan yang sudah dilakukan
;
1.
Kegiatan yang pernah dilakukan
a. Workshop Teater Tradisi dan Modern 2011
b. Lomba Baca Puisi Tingkat Pelajar Se-Kab.Banjar dalam rangka Harlah
Sanggar Ar Rumi ke VIII dan menampilkan Teater ‘Ummi” tahun 2011
c. Lomba Bakisah Bahasa Banjar Tingkat Pelajar
Se-Kab.Banjar dalam rangka Harlah Sanggar Ar Rumi ke IX dan Menampilkan Teater
Monolog “Secercah Harapan hijau” karya Mihrab Afnanda tahun 2012
d. Pentas Seni Malam Akhir Tahun 2011-2014
e. Harlah Sanggar Ar Rumi ke X Menampilkan Teater “Setan Bunting II”
karya Rajudin tahun 2013
f. Harlah Sanggar Ar Rumi Ke XI menampilkan
Kolaborasi (Random Art) Musikalisasi
Puisi, Sinoman Haderah, Madihin Digital dan Teater yang berjudul “Racun
Warisan” karya M.Laisy yang di angkat dari novel Racun karya M.Bulkini
2.
Kegiatan yang pernah dihadiri
a.
Workshop Teater Gabungan di Sungai
Tabuk tahun 2011
b.
Aruh Sastra ke dari tahun 2004-
hingga Sekarang
c.
Tadarus Puisi di Banjarbaru tahun
2007-2013
d.
Volunter Tetap Poetry In Action di Banjarbaru
(tiap akhir bulan) 2011-Sekarang
3.
Prestasi yang pernah diraih
a.
Juara I Baca Puisi dan mewakili
Kalimantan Selatan ke Mataram 2013
b.
Juara Favorit Pawai Budaya
Kalimantan Selatan 2014
c.
Juara Harapan I dan III Festival
Madihin Se Kalimantan Selatan 2015
d.
Juara I dan II Festival Madihin Se
Kab.Banjar dan Kota Banjarbaru 2015
e.
Juara II Festival Madihin Islami Se
Kalimantan Selatan 2015
f.
Juara II Cipta puisi antar Mahasiswa
Se Kalimantan Selatan di Banjarmasin 2015
Ini sebagian kecil dari aktifitas sanggar Ar Rumi. Masih banyak
lagi kegiatan yang belum termaktum dalam coretan kecil ini. Bahkan seandainya
ini diceritakan mungkin akan memakan waktu berhari-hari. Tapi disinilah sanggar
Ar Rumi hadir untuk terus menyambut ribuan ide dari masyarakatnya. Walaupun tidak
ada tulisan, gambaran tapi semua itu sudah terekam jelas pada hati-hati setiap
dangsanak di Sanggar Ar Rumi
Rumi IX
Kesimpulan
Walhasil, semoga kehadiran Sanggar Ar Rumi di
tanah Borneo membawa dampak positif bagi diri kita sendiri, orang lain dan lingkungan
sekitar. Sehingga gairah berkesenian tambah semarak, lebih berwarna, makin menggelora,
mengeliat-geliat minta wujudkan dalam bentuk karya-karya seni.
Bagi kita selaku keluarga besar Sanggar Ar
Rumi, mampu menjadikan seluruh kegiatan yang dilakukan sebagai wasilah dakwah
untuk menyampaikan pesan-pesan islami sebatas yang kita mampu. Serta kita
jadikan ini, layaknya jihad budaya untuk menahan, melawan, dan memenangkan
pertarungan dengan budaya-budaya modern yang bisa merusak tatanan budaya daerah
yang sudah mapan dan religius. Amiin yaa Rabbal ‘alamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar