DAKWAH BANJAR

Sebuah Media Informasi. | مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ, فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ |"Barangsiapa menunjukkan suatu kebaikan, maka ia mendapatkan pahala seperti pahala orang yang melakukannya."

Sabtu, 15 Agustus 2020

Sunnah Mentahnik Bayi Ketika Baru Lahir

 Disunnahkan mentahnik bayi ketika baru lahir. Yaitu mengunyahkan kurma dan kemudian disuapkan ke bayi dengan dilumurkan pada langit-langit mulutnya. Saat mentahnik bayi ini disunnahkan juga mendoakan keberkahan untuknya.


Diriwayatkan dari ‘Aisyah Radhiyallahu 'Anhu, ia berkata, pernah dibawakan beberapa bayi kepada beliau,


فَيَدْعُو لَهُمْ بِالْبَرَكَةِ وَيُحَنِّكَهُمْ


“Kemudian beliau mendoakan keberkahan untuknya dan mentahniknya.” (HR. Muslim)


Sunnah ini dilaksanakan pada saat bayi baru lahir. Tidak menunggu beberapa hari sesudahnya. Sehingga makanan tahnik inilah yang pertama kali masuk ke dalam lambungnya.


Al-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin Rahimahullah berkata, “Tahnik dilaksanakan saat kelahiran sehingga apa yang ia makan adalah makanan yang ditahnikkan untuknya.” (Fatawa Nuur ‘ala al-Darb: 2/14)


Bahan untuk mentahnik, paling utama, adalah kurma. Sebagaimana hadits ‘Aisyah yang mengatakan, “kami membawa Abdullah bin al-Zubair kepada Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam untuk beliau mentahniknya. Beliau meminta sebutir kurma kepada kami. Kami merasa dimuliakan dengan permintaan itu.” (HR. Muslim)


Diriwayatkan dari Abu Musa, dia berkata,


وُلِدَ لِى غُلاَمٌ فَأَتَيْتُ بِهِ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- فَسَمَّاهُ إِبْرَاهِيمَ وَحَنَّكَهُ بِتَمْرَةٍ


“Aku pernah dikaruniai anak laki-laki, lalu aku membawanya ke Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam, maka beliau memberinya nama Ibrahim dan mentahniknya dengan sebuah tamr (kurma kering).” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)


Kalau tidak ada kurma, bisa diganti dengan sesuatu yang manis seperti madu atau selainnya.


وأولاه التمر فإن لم يتيسر تمر فرطب وإلا فشيء حلو وعسل النحل أولى من غير


“Dan yang lebih utama (ketika) mentahnik ialah dengan kurma kering (tamr). Jika tidak mudah mendapatkan kurma kering (tamr) maka dengan kurma basah (ruthab) . Dan kalau tidak ada kurma dengan sesuatu yang manis dan tentunya madu lebih utama dari yang lainnya (kecuali kurma).” (Fathul Baari: 9/558)


Imam An-Nawawi rahimahullah berkata,


كون التحنيك بتمر وهو مستحب ولو حنك بغيره حصل التحنيك ولكن التمر أفضل


“Tahnik dilakukan dengan kurma dan hukumnya adalah sunnah (anjuran). Namun andai ada yang mentahnik dengan selain kurma, maka sudah dianggap pula sebagai tahnik. Akan tetapi, tahnik dengan kurma lebih utama.” (Syarh Muslim: 14/124)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

DAKWAH BANJAR | هذا من فضل ربي